Paringin, (Antaranews Kalsel)- Para aktivis lingkungan hidup yang tergabung dalam Forum Komunitas Hijau (FKH) Citra Sanggam, Kabupaten Balangan, Provinsi, Kalimantan Selatan, dalam dua hari belakangan ini keluar masuk hutan setempat, semata ingin mengidentfikasi tanaman hutan yang berpotensi obat.
Ketua FKH Citra Sanggam Balangan Muhammad Fahnor didampingin anggota lainnya Akhmad Rizani, Endang dan Adie di desa Panggung Kecamatan Paringin Selatan, Balangan, Senin membenarkan mereka berkeinginan mengidentifikasi tanaman hutan yang berpotensi obat.
Dalam dua hari keluar masuk hutan mereka menemukan berbagai jenis tanaman hutan yang berpotensi obat tersebut.
Salah satu yang ditemukan adalah tanaman yang disebut Kamandrah (Croton Tigliun L), tanaman ini berdasarkan pengalaman tetuha kampung bahari banyak digunakan untuk obat pencahar perut.
Yakni biji buah ini setelah diminum maka seisi perut keluar melalui berak-berak terus sehingga perut dinilai bersih dari aneka racun, dan untuk menghentikan berak warga meminum air larutan kerak nasi.
Selain itu mereka juga menemukan tanaman cambai jenis tanaman merambai persis sirih, tetapi daunnya lebih lebar dan memiliki buah yang warna buah merah.
Tanaman yang juga menyerupai sejenis cabe puyang dulu sering digunakan buahnya untuk mengusir masuk angin, dan daunnya untuk penyakit "menyamak" (seperti sesak napas).
Kemudian anggota FKH juga menemukan tanaman Kakajar yang biasanya tanaman ini digunakan untuk sakit pinggang.
Ada puluhan tanaman hutan yang mereka temukan, antaranya telunjuk langit, pelungsur ular, kerangka hirang, jelatang, dan beberapa jenis lainnya, dan bibitnya dibawa ke kampung dan rencananya bibit itu akan dikebunkan menjadi satu lokasi milik organisasi pemuda pecinta lingkungan itu.
Selain mencari bibit tanaman obat mereka masuk hutan untuk mencari biji atau bibit buah-buah khas Kalimantan yang hampir punah, seperti mentaus, hambawang pulasan, mondar, maritam, kembayau, jantungan, sangkuang yang juga ingin dikembangkan.
Tapi satu yang mereka cari tetapi tak diketemukan lagi di hutan Balangan yaitu pohon Ipuh, ipoh atau upas (Antiaris toxicaria) adalah sejenis pohon anggota suku Moraceae.
Pada masa lalu, pohon ini sangat terkenal karena getahnya yang sangat beracun, yang digunakan untuk meracuni mata panah (Gr. toxicon: racun panah), mata tombak, untuk berburu hewan.
Pohon ipoh yang juga disebut pohon upas adalah pohon besar dengan ketinggian bisa mencapai 40 m serta kayunya putih dan ringan. Dahan-dahannya, Karena getah kulit pohonnya mengandung racun, maka orang menamakan racunnya sebagai upas.