Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Batang Alai Timur Desa Hinas Kiri, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, membangun sentra pembibitan tanaman hutan.
Menurut Ketua KTNA Batang Alai Timur, Kosim, saat ditemui di Desa Hinas Kiri yang berjarak sekitar 30 Km dari Kota Barabai, Hulu Sungai Tengah, Senin (25/4), jenis tanaman hutan yang dikembangkan adalah pohon Meranti.
"Saat ini tanaman hutan jenis Meranti sudah langka dan sulit ditemui padahal dahulu pulau Kalimantan terkenal memiliki banyak tanaman jenis itu," ujarnya.
Langkanya tanaman hutan jenis Meranti diperkirakan karena tingkat kebutuhan akan kayu tersebut terus meningkat sedang upaya pelestariannya sangat kurang, katanya.
Ia mengatakan, bila mengharapkan Meranti yang ada di hutan saja maka lambat laun tanaman hutan jenis itu akan punah.
"Melalui sentra pembibitan tanaman hutan yang dibangun ini, diharapkan mampu menjaga kelestarian hutan di kawasan pegunungan Meratus, khususnya di wilayah Batang Alai Timur," katanya.
Selain sebagai upaya pelestarian hutan, diharapkan juga akan menjadi penambah penghasilan bagi petani.
"Hal ini akan menguntungkan pula bagi petani karena penanaman Meranti dilakukan dengan pola silang di areal kebun karet," tambahnya.
Dengan pola penanaman seperti itu, diharapkan setidaknya 50 persen wilayah hutan di HST akan kembali dipenuhi Meranti, mengingat sebagian besar kawasan hutan difungsikan masyarakatnya sebagai kebun karet, katanya.
Persilangan antara tanaman karet dengan Meranti juga tidak akan mempengaruhi tingkat produktivitas kebun tersebut.
Hal itu disebabkan perakaran tanaman karet lebih kepada akar tunjang sedangkan Meranti memiliki tipe akar serabut sehingga bila dikombinasikan akan sangat cocok.
Tanaman karet memiliki masa produksi antara 25 tahun hingga 40 tahun sedang Meranti dapat di ambil kayunya saat usia tanaman mencapai 30 tahun, di mana tingginya mencapai 22,5 meter dengan diameter 51 cm.
Meranti dengan tinggi dan diameter seperti itu dapat menghasilkan 40 keping papan yang bila dikalikan dengan harga satu keping papan saat ini, yaitu Rp20 ribu, akan di menghasilkan uang sebesar Rp800, demikian Kosim. /adi*C
HST Bangun Sentra Bibit Meranti
Rabu, 27 April 2011 9:04 WIB