Kepala Badan Pusat Statistik Kalsel Diah Utami di Banjarbaru, Selasa mengatakan, inflasi di Kota Banjarmasin sebesar 0,11 persen, sedangkan di Kota Tanjung inflasi mencapai 0,56 persen.
"Laju inflasi kumulatif di Banjarmasin September 2017 terhadap Desember 2016 sebesar 3,41 persen, sedangkan laju inflasi kumulatif di Kota Tanjung 1,14 persen," ujarnya.
Disebutkan, komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Banjarmasin antara lain bahan bakar rumah tangga, daging ayam kampung dan emas perhiasan.
Sedangkan, komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain daging ayam ras, semangka, air conditioner (AC) bawang merah, dan telur ayam ras.
Ia mengatakan, inflasi di Banjarmasin terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada lima kelompok pengeluaran yakni kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,32 persen.
Kelompok sandang sebesar 1,30 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,50 persen, kelompok pendidikan dan olahraga 0,06 persen, kelompok transpor, komunikasi, jasa keuangan 0,13 persen.
Sementara, dua kelompok mengalami penurunan indeks harga yakni bahan makanan 0,49 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,02 persen.
Sedangkan, di Kota Tanjung komoditas yang mengalami kenaikkan harga dengan andil inflasi tertinggi antara lain beras, jeruk, bahan bakar rumah tangga, mobil dan emas perhiasan.
"Komoditas di Kota Tanjung yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain daging ayam ras, bayam, bawang merah, ikan gabus dan bawang putih," ujarnya.
Badan Pusat Statistik juga mencatat, indeks harga konsumen pada 82 kota tercatat 50 kota mengalami inflasi, dan 32 deflasi. Inflasi tertinggi di Kota Tual sebesar 1,59 persen.