Kotabaru (Antaranews Kalsel) - Pemutaran film Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, dilaksanakan di seluruh Komando Rayon Militer (Koramil) di kepulauan di Kotabaru.
Komandan Kodim 1004 Kotabaru Letkol Arh Samujiyo di Kotabaru Selasa, mengatakan pemutaran film penghianatan G30S/PKI sudah dilaksanakan di Koramil sejak 20 September dan akan berakhir 30 September.
"Alhamdulillah, antusias masyarakat cukup baik dan mereka yang datang nonton bareng (nonbar) mencapai ratusan jiwa," katanya.
Terakhir pemutaran film G30S/PKI akan dilaksanakan di Taman Siring Laut, di mana tempat tersebut menjadi pusat tempat masyarakat Kotabaru berkumpul.
Sebelum film diputar, petugas dari Koramil menyampaikan prolog kepada pemirsa yang hadir, bahwa film yang akan diputar merupakan tragedi peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu.
"Oleh karenanya agar peristiwa tersebut tidak terulang, masyarakat atau pemirsa yang menyaksikan film tersebut bisa mengambil hikmah atau pelajaran yang bisa dipetik untuk lebih berhati-hati," paparnya.
Sementara itu, mando Distrik Militer (Kodim) 1004 Kotabaru, Kalimantan Selatan, periode 2017 membuka lahan persawahan baru seluas 175 hektare, untuk mendukung program swasembada pangan nasional.
"Pembukaan sawah baru ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama Kementrian Pertanian dan Panglima TNI, yang terjalin sejak 2014," kata Komandan Kodim 1004 Kotabaru Letkol Arh Samujiyo di Kotabaru, Selasa.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan pemutaran film Gerakan 30 September (G30S) Partai Komunis Indonesia (PKI) bertujuan agar diketahui oleh generasi muda zaman sekarang supaya mereka tidak mudah terprovokasi dan terpecah-pecah lagi.
"Saya yang memerintahkan pemutaran kembali film G30S PKI itu, sehingga jajarannya mengimbau masyarakat untuk memutar kembali film itu," kata Panglima usai berziaran ke Makam Presiden RI ke-2 Soeharto, di Astana Giribangun Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (19/9).
Panglima mengatakan pemutaran film G30S/PKI tersebut tujuannya bukan untuk mendiskriditkan, tetapi peristiwa tersebut agar diketahui oleh generasi muda. Mereka tidak terprovokasi dan terpecah-pecah lagi, sehingga tragedi yang sangat mengerikan itu, tidak terulang lagi pada zaman sekarang ini.
"Kami kalau tidak ingatkan dalam peristiwa itu, orang tidak tahu ada gerakan-gerakan mengadu domba dan sebagainya," kata Panglima.
Menurut Panglima, bangsa ini harus bersatu membangun dengan tidak melupakan sejarah, karena sejarah cenderung terulang. Hal ini, seperti peristiwa PKI Madiun dan pada 1965.
"Saya bertujuan agar semua generasi memahami, bahwa kita pernah mempunyai sejarah kelam, dan sejarah itu, dapat terulang. Karena sejarah cederung terulang kembali," kata Panglima menegaskan.