Tanjung (ANTARA) - PT Adaro Indonesia dan Balangan Coal Group menerjunkan delapan personel tanggap darurat atau Emergency Response Team (ERT) untuk membantu penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Koordinator lapangan tim, Arif Jauhar Fauzani mengatakan anggota tim mencakup tenaga medis, empat personel rescue, dan satu koordinator lapangan.
"Tim tanggap darurat Adaro-Balangan Coal memperkuat pelayanan kesehatan darurat, distribusi logistik, dan penyisiran area terdampak yang masih terisolasi," jelas Arif dalam rilis yang disampaikan Humas Adaro, Ahad.
Baca juga: Update bencana Sumatera, korban meninggal dunia 914 jiwa
Ia menambahkan kondisi di lapangan masih menyisakan beberapa area yang terisolir sehingga akses sarana transportasi sulit memasuki lokasi terdampak.
“Kondisi saat ini beberapa area terisolir, jadi akses menuju lokasi terkendala," tambahnya.
Sedangkan area lain yang sudah kondusif, hanya membutuhkan logistik dan penanganan medis untuk warga di area yang masih terisolir.
Untuk menjangkau wilayah yang sulit diakses, distribusi bantuan dilakukan menggunakan metode estafet.
“Area yang sulit dijangkau sarana kita estafet dari kepala desa untuk dibawa lagi ke kampung yang jauh dari akses sarana,” tambahnya.
Setiap hari sejak kedatangan di Batang Toru pada 4 Desember , tim tanggap darurat Adaro-Balangan Coal langsung bergerak mulai pukul 07.00 WIB untuk mendukung pelayanan medis dan distribusi kebutuhan pokok.
Baca juga: Adaro Latih Anggota Karang Taruna Tanggulangi Bencana
Seluruh kegiatan dilakukan berdasarkan pembagian tugas dari posko terpadu kebencanaan di Batang Toru, yang melakukan survei lapangan dan menentukan lokasi-lokasi prioritas penanganan.
“Setiap pagi kami menerima pembagian tugas dan berkoordinasi dengan tim lain di lapangan, karena mereka yang mengetahui kondisi wilayah dan titik-titik yang membutuhkan bantuan,” jelas Arif.
Salah satu tantangan terbesar tim berada di wilayah Desa Garoga, wilayah yang disebut Arif sebagai area dengan dampak terbesar.
Tim rescue sejak pagi melakukan penyisiran untuk mencari korban yang terseret arus maupun tertimbun lumpur dan material kayu.
Kondisi medan yang berat membuat proses pencarian harus dilakukan dengan kehati-hatian tinggi.
“Beberapa tim dari pagi langsung terjun ke sana untuk melakukan penyisiran pencarian korban ataupun mayat yang terseret arus dan tertutup timbunan pepohonan, kayu, dan lumpur,” katanya.
Sejalan dengan informasi BNPB, tim tanggap darurat Adaro-Balangan Coal dijadwalkan siaga di Batang Toru hingga 9 Desember 2025.
