Balangan (ANTARA) - Tim Ratikita.id bersama PT. Balangan Coal memberikan pembelajaran dan pembinaan dua Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yakni TPS3R Kenanga Putih Desa Tundakan dan TPS3R Mutiara Baru Kelurahan Paringin Timur.
"Kami mencoba berbagi pengalaman dalam mengelola bank sampah modern berbasis digital Ratikita.id dengan harapan partisipasi masyarakat bisa meningkat," kata Direktur Ratikita.id Mulyadi Saputra di Balangan, Kamis.
Baca juga: Masyarakat Gulinggang ikuti pelatihan kerajinan dari Purun dan Eceng Gondok
Program pembinaan tersebut melibatkan Tim edukasi literasi dan publikasi DLHP HST, perwakilan Universitas Sapta Mandiri, pengelola bank sampah, aparat desa dan BPD, warga Desa Tundakan dan warga Paringin Timur, serta undangan lainnya.
Kegiatan pembinaan diisi dengan pemaparan dua narasumber dari Ratikita.id terkait praktik baik pengelolaan bank sampah mereka berbasis digital pertama di Kalimantan dan telah memiliki ribuan nasabah di berbagai daerah.
Muliyadi Saputra memaparkan perjalanan berdirinya bank sampahnya sejak 2021 yang telah melewati berbagai dinamika, namun tetap bertahan hingga sekarang.
Menurut Muliyadi, komitmen kepedulian akan lingkungan dan memberdayakan masyarakat sekitar serta memberikan salah satu solusi pengelolaan sampah yang membuat konsisten terus menjalankan hal ini.
"Meski mengumpulkan sampah terkadang dianggap orang kotor, namun ada perputaran ekonomi yang cukup besar juga disana, bahkan ada tabungan nasabah kami yang mencapai puluhan juta," ujar Muliyadi yang juga Dekan Fakultas Teknik Universitas Sapta Mandiri.
Baca juga: Adaro Aksa Terang sasar pelajar di Balangan
Sampai saat ini, Bank Sampah Digital Ratikita.id sudah memiliki nasabah sebanyak 6.929 baik dari individu, institusi pendidikan, perusahaan maupun instansi pemerintahan dari berbagai daerah.
Sementara itu, perwakilan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Balangan Coal, Muhammad Luthfi mengatakan, pihaknya menghadirkan Tim Ratikita.id karena melihat perjuangannya yang bisa berdiri secara mandiri, sehingga bisa menjadi referensi yang tepat untuk para pengelola dua TPS3R ini untuk belajar.
Lebih lanjut, dalam menjalankan tanggung jawab sosial, pihaknya selalu berupaya memberikan pengetahuan dan penguatan kepada masyarakat, lebih khusus kepada pengelola-pengelola lingkungan.
"Kami sangat mengapresiasi warga yang menjadi pengelolaan sampah dan bank sampah, serta yang terlibat dalam TPS3R, karena berkontribusi terhadap di lingkungan sekitar. Mudah-mudahan kegiatan hari ini dapat diambil manfaat sebesar-besarnya," tutupnya.
Baca juga: Balangan Coal inginkan Benteng Tundakan jadi objek wisata budaya