Banjarmasin (ANTARA) - Direktur Bank Sampah Induk Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Fathurrahman menyampaikan bank sampah induk mampu melaksanakan pemilihan puluhan ton sampah yang dikelola per bulan sebagai upaya penanganan darurat sampah.
"Untuk bank sampah induk saja rata-rata 25 ton sampah terpilah dapat dikelola," ujarnya di Banjarmasin, Rabu.
Menurut dia, jika dimaksimalkan unit bank sampah di lingkungan masyarakat yang jumlahnya lebih 300 unit, tentunya sangat signifikan dapat menangani darurat sampah di kota ini karena ditutupnya Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Basirih oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI sejak Februari 2025.
Baca juga: Banjarmasin maksimalkan peran bank sampah
Baca juga: Wali Kota Banjarmasin apresiasi Bank Sampah Ceria hasilkan kerajinan
"Jika dimaksimalkan kinerja unit bank sampah itu bisa 2-3 ton sampah terpilah dapat dikelola per bulannya," ujarnya.
Bisa di hitung dengan jumlah 300 bank sampah yang sudah berdiri di kota ini tersebar di 32 kelurahan pada 5 kecamatan, cukup besar untuk penanganan masalah sampah di kota ini.
Fathur menyatakan, sejumlah unit bank sampah perlu pembinaan agar bisa maksimal beroperasi, karena jika tidak berpotensi "mati suri".
"Kami sebagai bank sampah induk melakukan upaya pendampingan-pendampingan agar unit bank sampah yang kondisinya sulit bisa hidup lagi," ujarnya.
Dia pun juga meminta pemerintah kota melalui Dinas Lingkungan Hidup berperan aktif melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap unit bank sampah yang sudah didirikan di lingkungan masyarakat.
Baca juga: Direktur Bank Sampah sebut bank sampah dibangun untuk ciptakan Kota Banjarmasin bersih
"Bisa dengan insentif dan lainnya yang bisa memberikan semangat untuk unit bank sampah bisa beroperasi kembali," ujarnya.
Bagaimanapun, ucap Fathur, penanganan sampah yang efektif harus dimulai dari sumbernya, yakni dari sampah di rumah tangga.
Jika dapat dikelola dengan baik, ujar dia, utamanya sampah organik yang jumlahnya sekitar 55 persen dari produksi sampah di kota ini yang mencapai 500 ton lebih per harinya, patut dimulai dari lingkungan RT dan kelurahan sehingga tidak menjadi masalah rumit seperti saat ini.
"Kalau sudah diselesaikan dari sumbernya tidak mungkin lagi TPS sampah menimbulkan bau," ujarnya.
Fathur menyatakan, penanganan darurat sampah di kota ini harus dilakukan secara gotong royong, karena merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya jadi beban pemerintah. Salah satu solusinya aktifkan bank sampah.
Baca juga: Poliban edukasi masyarakat kelola sampah berbasis Eco-Enzyme, Maggot BSF, dan Eco-Brick
