Sebagai petani karet ia harus merawat dan menghidupi dua cucu yatim piatu, yakni Hanafi (11) dan Muhammad Nafis (7).
Baca juga: Koperasi Ponpes Miftahul Ulum jadi percontohan di Kalsel
Kedua cucu tersebut menjadi murid di SD Negeri Dahur yang berstatus penerima bantuan program "Satu Seragam Sejuta Harapan" yang diinisiasi PT Adaro Indonesia dan Yayasan Amanah Bangun Negeri (YABN).
Hanafi yang duduk di kelas 5 SD dan sang adik Nafis (kelas 1) sebagai penerima manfaat bantuan seragam dan mendapat perlengkapan sekolah, seperti tas dan sepatu.
Bagi Nenek Masdi bantuan paket seragam dan perlengkapan sekolah ini menjadi berkah di tengah beban berat kehidupan yang dipikul.
“Terima kasih kepada YABN dan Adaro yang sudah memberikan bantuan bagi cucu saya,” ujar Nenek Masdi.
Ia berharap cucunya bisa terus melanjutkan sekolah meski perekonomian Nenek Masdi penuh keterbatasan.
Baca juga: Siswa SD di Desa Pangelak Tabalong terima bantuan seragam
“Harapannya Hanafi bisa pelan-pelan lanjut sekolah. Saya juga minta umur panjang supaya bisa terus mengurus mereka,” tuturnya.
Kehidupan Nenek Masdi semakin berat sejak kepergian suaminya pada tiga tahun lalu.
Tragedi lain menyusul saat anak dan menantunya, orang tua Hanafi juga meninggal dunia.
Sang ibu wafat pada 2022, disusul ayah pada 2025, Muhammad Nafis pun mengalami nasib serupa, tanpa kehadiran orang tua di sisinya.
Pelaksana Satu Seragam Sejuta Harapan dari YABN Bambang Sudaryanto menyampaikan program ini bertujuan meringankan beban keluarga kurang mampu dan memastikan anak-anak tetap semangat bersekolah.
“Kami menyadari banyak anak yang memiliki semangat belajar tinggi namun terkendala secara ekonomi," ungkap Bambang.
Melalui program ini, Adaro ingin memastikan mereka tetap memiliki akses ke pendidikan, salah satunya lewat dukungan seragam sekolah.
Baca juga: One Uniform a Million Hope program targeting students in Balangan
