Rantau (ANTARA) - Petani cabai "menikmati" lonjakan harga komoditas yang kini mencapai Rp70 ribu per kilogram saat menghadapi tantangan cuaca dan serangan hama di Desa Sawang, Kecamatan Tapin Selatan, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Salah satu petani cabai Supriadi mengatakan dapat memanen sekitar 35 kilogram cabai sebanyak sekali panen dengan mengantongi sekitar Rp2,4 juta setiap kali panen.
Baca juga: Pj Bupati Tapin dorong petani cabai hiyung perluas pengembangan komoditi
“Awalnya harga cuma Rp25 ribu, sekarang naik terus hingga hampir Rp70 ribu per kg, Alhamdulillah,” kata Supriadi, di Rantau, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalsel, Selasa.
Ia menyebutkan mengelola sekitar tiga hektare lahan bersama kelompok tani setempat dan telah menanam sekitar 2.000 pohon cabai jenis kaliber secara bertahap.
“Biar waktunya tidak mepet, saya menanam secara bertahap. Ini sudah masuk tahap keempat,” ujarnya.
Baca juga: Harga Cabai Hiyung meroket, Petani di Tapin raup untung
Meski menghadapi gangguan hama dan penyakit bercak daun, ucap Supriadi, tetap akan menanam cabai kaliber karena tingginya permintaan pasar terhadap cabai kaliber yang dikenal lebih pedas.
Sementara itu, Kepala Desa Sawang Hairullah berharap keberhasilan para petani bisa mendapat dukungan dari pemerintah.
“Kalau ada bantuan bibit, pupuk, atau pelatihan dari dinas pertanian, tentu akan sangat membantu,” ujarnya.
Hairullah mengatakan harga cabai yang terus meningkat juga menunjukkan potensi pertanian lokal sebagai penopang ekonomi warga pedesaan, sekaligus peluang peningkatan produksi hortikultura daerah.
Baca juga: Polisi tangkap petani karena bakar lahan untuk tanam cabai di Tapin
