Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan memastikan melaksanakan program vaksinasi dengue untuk ribuan anak sebagai upaya penanggulangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada 2025.
Wali Kota Banjarmasin H Muhammad Yamin HR di Banjarmasin, Selasa, menyampaikan, untuk menyiapkan pelaksanaan program ini, pemerintahannya menggelar rapat koordinasi lintas sektoral agar pelaksanaan program vaksinasi dengue bisa berjalan sukses.
Yamin memberikan penghargaan kepada Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang telah berkolaborasi dengan pihak sponsor PT. Takeda Indonesia dalam penyediaan hibah vaksin dengue untuk wilayah Kota Banjarmasin.
Yamin menegaskan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi masalah kesehatan masyarakat, terutama DBD yang kerap menjadi ancaman serius di kota dengan kondisi geografis seperti Banjarmasin.
"Saya menyambut baik dan sangat mengapresiasi semua pihak yang berinisiatif dan berkomitmen dalam menyelenggarakan program ini. Ini merupakan langkah strategis untuk menangani persoalan DBD secara lebih terstruktur dan preventif," ujarnya.
Menurut dia, selain karena padatnya populasi, Banjarmasin juga memiliki tantangan lingkungan seperti wilayah rawa dan persoalan kebersihan yang turut memicu tingginya kasus DBD.
Untuk itu, Yamin mengimbau masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan dan menjaga kesehatan.
"Dengan adanya vaksin ini, kita harap masyarakat bisa hidup lebih sehat, dan sama-sama menjaga kebersihan lingkungan rumahnya. Ini harus jadi gerakan bersama," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Tabiun Huda menyampaikan, sebanyak 5.000 anak di Banjarmasin menjadi target sasaran menerima vaskin dengue pada tahun ini.
"Rencananya, vaksinasi dengue ini diberikan pada Agustus 2025, atau bertepatan peringatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN)," ungkapnya.
Pihaknya akan menyiapkan sebanyak 10.000 dosis vaksin. Setiap anak akan mendapatkan dua kali vaksin dengan rentang waktu tiga bulan.
"Sama halnya dengan vaksin COVID-19, mampu meringankan gejala. Tujuan vaksinasi ini bukan hanya agar tidak tertular, tapi agar jika tertular pun tidak sampai pada kondisi berat atau menyebabkan kematian," demikian terang Tabiun.