Martapura (ANTARA) - Bupati Banjar, Kalimantan Selatan Saidi Mansyur bersama pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Darul Hijrah Cindai Alus Martapura membahas dukungan terhadap pendidikan Islami di kabupaten itu.
Pembahasan dilakukan bupati bersama pimpinan STIT di sela silaturahmi dan audiensi yang diikuti sejumlah pimpinan SKPD lingkup Pemkab Banjar di Mahligai Sultan Adam Martapura, Selasa.
"Kami berharap, Pemkab Banjar bersama STIT dapat memajukan pendidikan Islami sehingga daerah kita yang dikenal agamis dan juga religius semakin tumbuh dan terus berkembang," ujar Saidi.
Menurut Saidi, pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi terhadap STIT Darul Hijrah sebagai perguruan tinggi Islam yang konsisten mencetak lulusan berkualitas di bidang Pendidikan Bahasa Arab.
Disebutkan Saidi, tenaga pengajar yang kompeten dan lingkungan pendidikan Islami membuat STIT Darul Hijrah berhasil mencetak generasi berilmu dan berakhlak baik dan juga tinggi.
"Kami percaya lulusan STIT Darul Hijrah Martapura akan menjadi aset berharga bagi daerah dan umat karena menguasai ilmu agama yang baik dan tinggi," ucap Saidi.
Ketua STIT Darul Hijrah Martapura, Awad Ahmad Seff menjelaskan, tujuan kunjungan untuk mempererat silaturahmi sekaligus meminta dukungan dari pemerintah daerah terhadap pengembangan kampus.
"Alhamdulillah, bupati sangat mendukung perguruan tinggi kami dan berharap alumni dapat langsung berkiprah di masyarakat serta memberikan kontribusi terbaik untuk umat," ungkapnya.
Awad juga mengatakan, tahun 2025 STIT Darul Hijrah tengah berupaya meningkatkan cakupan membuka program studi baru seperti Ekonomi Syariah, Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), dan Ilmu Alquran dan Tafsir, selain program unggulan Pendidikan Bahasa Arab.
"Masyarakat Banjar dikenal sebagai masyarakat yang agamis sehingga kami yakin alumni STIT Darul Hijrah memiliki peluang besar untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah," tuturnya.
Dikatakan, STIT Darul Hijrah juga tengah membuka pendaftaran mahasiswa baru hingga Juli 2025 dan kampus juga menawarkan kelas hybrid yang menggabungkan sistem pembelajaran daring dan luring.
"Langkah ini merupakan solusi bagi siswa dari daerah terpencil maupun guru-guru yang belum memiliki ijazah strata satu sehingga mereka bisa tetap melanjutkan pendidikan tinggi," kata Awad.