Kapolsek Cempaka Iptu Ketut Sedemen di Banjarbaru, Senin, mengungkapkan bahwa kejadian ini merupakan insiden kedua selama masa kepemimpinan.
Baca juga: Pendulang intan tewas tertimbun tanah longsor di Cempaka
Dia menyoroti aktivitas pendulangan tradisional yang telah dilakukan turun-temurun oleh warga setempat menjadi tantangan tersendiri dalam penegakan aturan.
"Yang menjadi kendala adalah masyarakat-masyarakat ini bisa dibilang tambang tradisional yang sudah turun-temurun. Walaupun sudah ada perda yang melarang penambangan liar, mereka tetap melakukannya secara sembunyi-sembunyi," ucap Ketut.
Menurut Ketut, meskipun aparat telah melakukan berbagai upaya pencegahan, masyarakat tetap nekat menambang demi memenuhi kebutuhan ekonomi.
"Mereka melakukan ini karena tidak ada pilihan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tanah di wilayah kita sangat labil dan berbahaya karena sudah beberapa kali ditambang tanpa izin," terangnya.
Ketut juga mengungkapkan pihak keluarga menolak dilakukan visum dan sudah menandatangani surat pernyataan, sehingga menganggap kejadian ini sebagai musibah dan kecelakaan kerja biasa, tidak dibawa ke ranah hukum.
Baca juga: Dua pendulang intan di Banjarbaru tewas tertimbun
"Namun kita tetap melaksanakan prosedur pemeriksaan seperti berita acara interview dan pemeriksaan awal," tegasnya.
Dalam upaya pencegahan ke depan, Ketut menyatakan pihaknya akan selalu melakukan penyuluhan dan sosialisasi bekerja sama dengan RT, RW, dan tokoh masyarakat.
"Kami selalu berupaya semaksimal mungkin, karena dampak dari aktivitas ini luar biasa nyawa taruhannya," tegasnya.
Selain itu, dia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memberikan pengertian bahwa aktivitas penambangan tanpa izin adalah perbuatan melanggar hukum.
"Apapun alasannya, penambangan tanpa izin tetap salah. Nyawa tidak bisa ditukar dengan apapun, apalagi hanya demi uang," ujarnya.
Diketahui, akibat peristiwa itu seorang penambang intan tradisional bernama Muhammad Muhaidi (31) asal Beruntung Jaya, Kelurahan Sungai Tiung dilaporkan meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor saat melakukan aktivitas pendulangan di kawasan tradisional.
Baca juga: Satu pendulang intan di Cempaka tewas tertimbun
Peristiwa tragis tersebut terjadi pada Minggu sore sekitar pukul 17.30 Wita, saat korban bersama lima rekan lainnya tengah melakukan aktivitas penyemprotan dan pengupasan tanah di lokasi pendulangan intan tradisional sedalam ±20 meter dan luas sekitar 50 meter.
Kejadian nahas itu bermula ketika enam orang warga, termasuk korban menambang, kemudian empat orang berada di bawah permukaan tanah saat longsoran.
Saat itu, lima pekerja lainnya berhasil menyelamatkan diri, namun korban Muhammad Muhaidi tidak sempat menghindar dan tertimbun material tanah.
Tim gabungan dari BPBD Kota Banjarbaru, Emergency Trisakti Cempaka, TAGABA Cempaka, serta warga sekitar turut membantu proses pencarian dan mengevakuasi jasad korban sekitar pukul 17.30 WITA.
Baca juga: Satu pendulang intan di Cempaka tewas tertimbun