Barabai (ANTARA) - Bupati Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) Samsul Rizal buka kegiatan ekspose Kurikulum Muatan Lokal Adab dan Sopan Santun mendorong pendidikan karakter di daerah.
"Kurikulum bukan sekadar perangkat administratif, tetapi merupakan arah dan jantung dari proses pendidikan. Muatan lokal memiliki peran strategis sebagai sarana pelestarian nilai-nilai budaya, kearifan lokal, potensi daerah, serta identitas daerah," kata Bupati Samsul Rizal di Barabai, Senin.
Bupati mengungkapkan kegiatan ekspose ini merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman stakeholder pendidikan terhadap pentingnya muatan lokal di Kabupaten HST.
"Muatan lokal tidak hanya relevan secara nasional tetapi juga kontekstual, sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan di Kabupaten HST," katanya.
Bupati Samsul Rizal menekankan bahwa muatan lokal adab dan sopan santun merupakan instrumen penting dalam upaya pemerintah daerah membentuk peserta didik yang utuh.
Agenda ekspose ini merupakan bukti nyata komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HST dalam mendukung transformasi pendidikan.
Kurikulum muatan lokal adab dan sopan santun merupakan upaya kolektif dalam memastikan peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
"Saya mengapresiasi Dinas Pendidikan dan tim pengembang kurikulum yang telah bekerja keras dalam mengembangkan kurikulum dan instrumen evaluasi karakter. Ini adalah langkah strategis menuju pendidikan yang holistik dan transformatif," terangnya.
Bupati Rizal berharap melalui kegiatan ekspose ini dapat memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, satuan pendidikan, orang tua, dan masyarakat dalam membentuk generasi emas Indonesia di masa depan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan HST Muhammad Anhar mengungkapkan, kurikulum muatan lokal adab dan sopan santun merupakan arahan langsung dari Bupati HST Samsul Rizal dan Wakil Bupati Gusti Rosyadi Elmi yang dilatarbelakangi kekhawatirannya mengenai adab dan sopan santun pelajar saat ini yang dirasa terdegradasi.
"Perintah Bupati kepada Dinas Pendidikan yaitu mencari langkah dan solusi mengatasi degradasi moral, karakter, adab, dan sopan santun oleh peserta didik. Langsung kita eksekusi sehingga munculah kurikulum Adab dan Sopan santun hari ini," ungkap Anhar.
Dalam penyusunan Kurikulum Adab dan Sopan Santun pihaknya didukung tim kerja dari para guru, kepala sekolah, dan pendamping sekolah yang berkolaborasi dengan sangat luar biasa hingga bisa menyusun kurikulum kendati dengan waktu yang cukup singkat.
"Kurikulum Ini tinggal kami finalkan, pada bulan depan kami laksanakan sosialisasi pada satuan pendidikan, kemudian di bulan Juli nanti sudah mulai pembelajaran," ujarnya