Martapura (ANTARA) - Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan bersama Polres Banjar mengerahkan sebanyak 300 personel untuk mengamankan Haul ke-219 Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kalampayan di Masjid Jami Tuhfaturroghibin, Desa Dalam Pagar Ulu, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Sabtu (5/4).
"Kami juga dibantu aparat pemerintah daerah, termasuk dari Kodim Banjar, mengamankan seluruh rangkaian haul yang biasanya dihadiri ratusan ribu jamaah," kata Kepala Polda Kalsel Inspektur Jenderal Polisi Rosyanto Yudha Hermawan di Martapura, Kamis.
Baca juga: Ribuan jamaah padati Haul ke-218 Datu Kalampayan
Petugas gabungan di lapangan juga dibantu sekitar 2.000 orang relawan yang siap mengatur kedatangan jamaah, termasuk penyediaan kantong-kantong parkir kendaraan.
Sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan keagamaan dan budaya masyarakat setempat, Kapolda pun menyerahkan bantuan lima ekor sapi untuk penyediaan konsumsi jamaah haul.
Yudha menerangkan lima ekor sapi dengan bobot masing-masing sekitar 750 kilogram yang diserahkan tersebut, masing-masing tiga ekor sapi akan dikelola dan dimasak oleh para relawan, dan dua ekor lainnya dikelola dan dimasak personel Brimob Polda Kalsel.
Kemudian pendirian dapur umum yang dipimpin Ketua Bhayangkari Daerah Kalsel Yennie Rosyanto Yudha dengan melibatkan pengurus Bhayangkari, personel Brimob, Polres Banjar, relawan, dan pihak keluarga Datu Kalampayan.
Baca juga: Gubernur: moga disetujui gelar Pahlawan bagi Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari
"Kami turut berpartisipasi sebagai bentuk penghormatan kepada ulama besar serta mempererat silaturahmi dengan masyarakat," ujar Kapolda.
Sementara itu, Guru Ahmad selaku pihak Panitia Pelaksana Haul ke-219 Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari menyampaikan terima kasih kepada Kapolda Kalsel atas bantuan yang diberikan, termasuk pengamanan yang optimal.
"Semoga apa yang dilakukan Kapolda Kalsel dan jajaran mendapatkan pahala berlipat ganda dari Allah SWT," ucapnya.
Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari atau dikenal Datu Kalampayan dilahirkan pada 19 Maret 1710 di Desa Lok Gabang, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalsel, dan wafat pada 13 Oktober 1812 di Desa Dalam Pagar Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, serta dimakamkan di Desa Kalampayan, Kecamatan Astambul.
Ulama besar ini melahirkan karya yang paling terkenal, yaitu Kitab Sabilal Muhtadin yang kini dijadikan nama masjid terbesar di Kalimantan Selatan, yakni Masjid Raya Sabilal Muhtadin di pusat Kota Banjarmasin.
Baca juga: Gubernur Kalsel isi Ramadhan tadarus Al-Quran tulisan Datu Kalampayan