PLN dorong kolaborasi global perkuat energi hijau di tanah air
Senin, 11 November 2024 18:46 WIB
Diskusi dengan tema "Enabling a Just and Managed Transition for Coal" di main stage COP28 Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) tahun lalu. Keterangan foto: Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kanan), Executive Vice President of Rockefeller Foundation Elizabeth Yee (kiri), Managing Director of Monetary Authority of Singapore Ravi Menon (kedua dari kiri), Principal Director and Head of Office of Markets Development and Public-Private Partnership of Asian Development Bank, Cleo Kawawaki (tengah), Chief Executive Officer of ACEN, Mr. Eric Francia (kedua dari kanan). (ANTARA/HO-PLN UID Kalselteng)
Banjarbaru (ANTARA) - PT PLN (Persero) turut berpartisipasi dalam Konferensi United Nations Framework Convention on Climate Change ke-29 (COP29) siap memaparkan upaya serta langkah nyata yang ditempuh meningkatkan bauran energi nasional mendukung transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia pada ajang internasional yang digelar 11-22 November 2024 di Baku, Azerbaijan.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap mengemban pesan penting selama kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mencapai swasembada energi dan komitmen menyediakan energi hijau efisien dan terjangkau sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
"Komitmen itu mencerminkan ambisi Indonesia dalam menciptakan keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan kelestarian lingkungan melalui transformasi energi," ujar Darmawan melalui keterangan tertulis Humas PT PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah di Banjarbaru, Senin.
Darmawan menegaskan pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam bidang investasi, teknologi, dan regulasi untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan di Indonesia dan pembangunan energi terbarukan akan memaksimalkan potensi energi dalam negeri, mendukung pengembangan industri hilir, serta membuka lebih banyak lapangan kerja.
"PLN berkomitmen memperkuat kapasitas nasional menciptakan lapangan pekerjaan, mengentaskan kemiskinan, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Melalui sinergi yang kuat, kami optimistis bahwa Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam transisi energi bersih di kawasan ini," ucap Darmawan.
Dikatakan, PLN telah berkomitmen melakukan penambahan kapasitas pembangkit 75 persen berbasis energi baru terbarukan (EBT) tahun 2040 dan agar bisa mengakselerasi target itu, PLN perlu membangun jaringan transmisi yang mampu menghubungkan sumber energi bersih yang terletak jauh dari pusat demand (permintaan) saat ini.
Oleh karena itu, pada perhelatan COP29, PLN juga akan mengajak keterlibatan global dalam pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia, seperti pembangunan pembangkit hijau dan transmisi Green Enabling Super Grid.
Melalui Green Enabling Super Grid, sumber-sumber energi terbarukan yang tersebar di Indonesia dapat dioptimalkan melayani perkembangan "demand" listrik dan mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis energi bersih.
"Perubahan iklim merupakan permasalahan global yang harus dihadapi bersama-sama. Oleh karena itu, PLN tidak dapat memikul beban ini sendirian, satu-satunya cara menghadapi perubahan iklim adalah melalui kolaborasi," kata Darmawan.