Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan Hary Murthy Gunawan di Banjarmasin, Rabu, mengatakan pada Januari 2017 peredaran uang baru masih terbatas, namun mulai Februari peredaran uang baru akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
"Insya Allah pada Februari uang rupiah baru akan diedarkan lebih banyak, sesuai dengan kebutuhan," katanya usai sosialisasi uang baru di Korem 101 Antasari Banjarmasin.
Menurut Hary, Bank Indonesia terus melakukan sosialisasi penyaluran uang rupiah tahun edar 2016 ke masyarkat serta beberapa instansi terkait untuk mengenalkan uang baru, mulai dari pecahan Rp1.000 hingga Rp100 ribu.
Uang baru tahun edar 2016 yang dibagi dalam 78 koli tersebut, akan diedarkan di Kalsel sebesar Rp300 miliar dan sisanya di Kalimantan Tengah, dari jumlah tersebut, sebanyak Rp100 miliar sudah diedarkan di masyarakat.
Uang rupiah baru, diklaim menjadi salah satu mata uang dengan sistem pengamanan cukup canggih sehingga sangat sulit dipalsukan karena rupiah juga dilengkapi sistem pengamanan tiga level.
Level pengamanan tersebut, yaitu level satu, pengamanan terbuka di mana unsur pengamanan bisa dideteksi tanpa bantuan alat, level dua semi tertutup, di mana unsur pengaman bisa dideteksi memakai alat yang sederhana, seperti kaca pembesar dan level tiga, tertutup unsur pengaman hanya bisa dideteksi menggunakan mesin sortasi yang dimiliki oleh bank sentral.
Menanggapi kenapa sosialisasi dilakukan pada TNI, tambah dia, karena uang rupiah salah satu simbol kedaulatan, dan salah satu institusi yang menjaga kedaulatan adalah TNI sehingga penting dilakukan kegiatan sosialisasi uang baru di kesatuan ini.
"Sebenarnya sosialisasi akan terus kami lakukan di masyarakat, tanpa melihat lembaganya, karena itu kewajiban Bank Indonesia, tidak menutup kemungkinan sosialisasi juga akan kami lakukan di kepolisian," katanya.
Sebelumnya, kata dia, sosialisasi juga dilakukan di Pondok Pesantren Rasidiyah Khalidiyah, Ponpes yang didirikan oleh Idham Khalid, salah satu pahlawan yang nama dan fotonya tertera di uang rupiah pecahan Rp5 ribu.
Sosialisasi tentang uang baru dan ciri-cirinya, juga dilakukan kepada wartawan yang bertugas di Bank Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Hary juga menepis isu bahwa uang rupiah dicetak di luar Perum Peruri.
"Banyak isu beredar bahwa uang kita saat ini dicetak di luar Perum Peruri, itu tidak benar karena sesuai undang-undang yang boleh mencetak rupiah, prangko maupun materai, hanyalah Perum Peruri, sehingga tidak mungkin rupiah dicetak di tempat lain," katanya.
Sosialisasi rupiah diikuti ratusan anggota Korem 101 Antasari dengan cukup antusias. Selain tentang uang baru, Bank Indonesia juga memperlihatkan tentang ciri-ciri uang asli dan palsu.