Tapin, Kalsel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) membahas rencana pembangunan kawasan perdesaan (RPKP) pertanian tanaman pangan.
“Kami telah menggelar audiensi ke Bappenas di Jakarta. Pembangunan desa ini akan berdampak signifikan pada pembangunan wilayah yang lebih luas serta memperlebar akses ekonomi,” kata Penjabat (Pj) Bupati Tapin M Syarifuddin di Rantau, Tapin, Sabtu.
Baca juga: Tapin kenalkan kerajinan lokal pada Pameran Kriyanusa di Jakarta
Menurut dia, pembangunan kawasan perdesaan harus didorong lebih optimal dalam perspektif kawasan agar lebih mempercepat akselerasi pembangunan di daerah.
“Pembangunan kawasan perdesaan merupakan upaya pendekatan yang memungkinkan identifikasi dan penyelesaian potensi serta permasalahan desa secara komprehensif,” ucapnya.
Syarifuddin menjelaskan kawasan perdesaan adalah wilayah di luar kota besar yang memiliki kegiatan utama pertanian dan pengelolaan sumber daya alam, serta berfungsi sebagai tempat permukiman, pelayanan jasa pemerintahan, sosial, dan ekonomi.
Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Tapin Meidy Haris Prayoga mengatakan pengembangan kawasan perdesaan akan mempermudah penggerakan potensi lokal dan meningkatkan efektivitas pengelolaan sumber daya.
Baca juga: Pemkab Tapin terapkan pangan bergizi lewat festival pangan lokal
“Untuk destinasi kawasan perdesaan di Kabupaten Tapin meliputi dua kecamatan, yakni Kecamatan Bungur dan Kecamatan Tapin Tengah,” ujar Meidy.
Kecamatan Bungur terdiri dari empat desa, yakni Desa Banua Padang, Banua Padang Hilir, Purut, dan Bungur Baru, dengan luas 371,49 hektare.
Sedangkan, Kecamatan Tapin Tengah meliputi 12 desa, yakni Desa Tirik, Labung, Batang Lantik, Serawi, Kepayang, Hiyung, Mandurian, Mandurian Hilir, Pandahan, Pematang Karangan, Pematang Karangan Hilir, dan Pematang Karangan Hulu.
Baca juga: Pj Bupati Tapin dorong petani cabai hiyung perluas pengembangan komoditi