Kotabaru (ANTARA) - Meski sudah dikenal sebagai daerah tambang batu bara, minyak bumi dan gas, namun era kepemimpinan Bupati Kotabaru H Sayed Jafar tidak lantas jumawa untuk tidak melirik sektor lain.
Kini daerah yang berpenduduk lebih dari 300 ribu jiwa itu mulai mengembangkan sektor industri, khususnya untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dengan memproduksi kain sasirangan khas dengan mengangkat motif kearifan lokal.
Baca juga: LAPSUS - Satu dekade Sayed Jafar fokus sambung antardesa
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Kadiskoperindag) Kotabaru H Hardhani mengatakan, saat ini terdapat sekitar 800-an industri rumahan.
Karena terdampak pandemi COVID-19 sehingga ada beberapa pelaku UMKM "slow down" memproduksi karena terkendala pemasaran termasuk keterbatasan modal.
Setelah pandemi, UMKM di Kotabaru mulai bangkit dan berkembang. Bahkan jumlahnya hampir mencapai ribuan industri rumahan dengan berbagai produk.
Produk-produk olahan dengan memanfaatkan sumber daya alam Kotabaru sebagai bahan baku. Misalnya, hasil perikanan mulai dari produk kerupuk ikan, amplang dan produk yang lain.
Baca juga: Lapsus - Sayed Jafar siapkan perikanan sumber PAD
Termasuk hasil perikanan seperti cumi kering dan lain sebagainya yang diolah sedemikian rupa.
Ditambah dukungan beberapa dukungan dari sejumlah perusahaan memberikan pembinaan, pendampingan hingga permodalan.
Untuk meningkatkan produk hasil olahan pelaku industri rumahan, disamping ada beberapa produk lain seperti produk kain sasirangan yang terus tumbuh dan berkembang.
Bahkan hasil produk kain sasirangan khas Kabupaten Kotabaru sudah berkompetisi di beberapa daerah seperti di Kabupaten Banjar sebagai penghasil sasirangan.
"Sasirangan kita (Kotabaru) juga sudah banyak dipamerkan. Bisa di lihat di bandara, pusat-pusat kain citra tersedia pakaian, ada juga produk kita berasal dari Kotabaru," ungkap Hardhani.
Hasil produk sasirangan Kotabaru dapat bersaing dengan daerah lain, karena sasirangan khas Kotabaru memiliki motif yang unik.
Baca juga: Lapsus - Satu dasawarsa Sayed Jafar terus berbenah dibidang pariwisata
Motif sesuai potensi menjadi kearifan lokal Kotabaru, seperti Hutan Meranti, laut dan motif ikan todak yang menjadi ikon Kotabaru.
"Kearifan lokal kita, kita angkat. Sasirangan motif ini mungkin akan dipakai nanti saat pembukaan Expo. Sudah dipakai pada saat hari Dekranasda di Solo," terangnya.
Bahkan beberapa perajin di sana (Solo) menanyakan terkait produk tersebut. "Motifnya unik.Motif meranti bahkan produk-produk akan ditingkatkan pakai lukisan, cat. Kain di lukis sedemikian rupa dan dengan kualitas yang baik," ucapnya.
Bahkan kegiatan di Batam, sangat luar biasa permintaannya. "Bahkan saat kegiatan Dekranasda di Jakarta, Ibu Wakil Presiden langsung membeli di hadapan kita," tambah Hardhani.
Termasuk di Expo Kabupaten Kotabaru, lima stan difasilitasi Diskoperindag, akan ditempati oleh perajin makanan dan perajin pengolahan.
Baca juga: Ketua DPRD apresiasi Pemkab Kotabaru Raih WTP yang ke-9
"Itulah satu upaya-upaya kita mendisplai hasil-hasil olahan industri rumah tangga, termasuk sasirangan," katanya.
Tidak hanya itu, produk-produk UMKM Kotabaru ke depan akan dilengkapi dengan legalitas resmi yakni Hak Kekayaan Intelektual (HKI), selain label halal yang sedang berproses dari pihak berwenang dengan difasilitasi Diskoperindag Kotabaru.
Sehingga produk-produk khas Kabupaten Kotabaru mendapatkan jaminan khusus, itu HKI dan label halal.