Bali (ANTARA) - Komunitas Peduli Sungai (KPS) Melingai Kota Banjarmasin bersama Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Kalimantan Selatan memamerkan upaya menyelamatkan sumber daya air pada ajang World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Provinsi Bali.
Melingai dan ULM di bawah binaan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III secara pentahelix mengkampanyekan peduli sumber daya air, melestarikan hutan, dan reklamasi lahan dengan menanam pohon yang memiliki nilai ekologi dan ekonomi, seperti pohon gaharu.
Ketua Melingai Banjarmasin Mohammad Ary di Nusa Dua, Bali, Selasa, mengatakan pihaknya berkomitmen menyelamatkan sumber daya air sesuai Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) yang dideklarasikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) April 2005.
Ary menuturkan Melingai dan ULM juga membuka stan pameran selama WWF berlangsung dengan mengkampanyekan pelestarian lahan basah agar rawa, danau, dan sungai tetap menyimpan air untuk kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
Baca juga: Melingai opines Vietnam could be inspiration for Banjarmasin river tour
Ary mencontohkan tanaman air, seperti purun merupakan salah satu tanaman yang dapat mewakili kelestarian ekosistem rawa.
"Apabila tanaman ini punah pertanda ekosistem rawa sudah rusak," ujar Ary.
Melingai dan ULM pun menampilkan aneka kerajinan terbuat dari tanaman purun, seperti bakul, butah, topi, dan jintingan.
Selain itu, terdapat pula produk pupuk organik berupa kompos dan produk olahan dari tanaman gaharu, seperti teh gaharu.
Pada kesempatan itu, Melingai mendukung Banjarmasin menjadi kota sungai terindah di Indonesia dengan mengusulkan keberadaan Pemangku Sungai untuk memelihara 290 sungai di Kota Banjarmasin.
Melingai bersama Komunitas Eco Enzym memanfaatkan limbah buah-buahan menjadi cairan yang "menyehatkan" air sungai.
Baca juga: Banjar Village of Sungai Jingah discussed in KSI
Seperti gulma eceng gondok yang hanyut ke Sungai Martapura dimanfaatkan menjadi kompos sebagai media gizi tanaman dan media tanam pohon penghijauan.
Khusus penanganan sampah sungai, Badan Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan 3 menyediakan satu unit kapal penangkap sampah sungai, satu unit ekskavator di Unit Pusat Daur Ulang milik Pemkot Banjarmasin, dan tiga unit truk pengangkut.