Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS awal pekan ditutup menguat setelah imbal hasil Treasury Amerika Serikat (AS) menurun.
Pada akhir perdagangan Senin, kurs rupiah ditutup meningkat 23 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.237 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.260 per dolar AS.
"Penguatan pada kinerja mata uang rupiah diakibatkan oleh penurunan kinerja mata uang dolar AS yang melemah setelah imbal hasil Treasury mengalami penurunan menyusul serangan militer terbatas oleh Israel terhadap Iran," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Menurut Taufan, hal tersebut memicu perpindahan dana ke aset-aset yang lebih aman di kalangan pelaku pasar. Serangan tersebut terjadi setelah adanya laporan ledakan yang tidak dapat dijelaskan di dekat Bandara Isfahan di Iran.
Ketegangan geopolitik itu, ditambah dengan data ekonomi AS terkini dan komentar pejabat Federal Reserve, telah mempengaruhi sentimen pasar secara signifikan.
Bank sentral AS atau The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan Fed Funds Rate (FFR) pada September 2024.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin naik ke level Rp16.224 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.280 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah berpeluang melemah dipengaruhi konflik di Timur Tengah
Baca juga: Rupiah Senin pagi naik 45 poin menjadi Rp16.215 per dolar AS
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya