Laporan tersebut menganalisis citra satelit dan video dan mengutip keterangan para pekerja konstruksi.
Gambar dan video tersebut menunjukkan bahwa area luas di zona penyangga antara Mesir dan Rafah, tepat di sebelah selatan perbatasan Rafah, sedang dibersihkan dengan buldoser, kata New York Times.
Laporan tersebut menambahkan bahwa pekerjaan di lokasi tersebut telah diluncurkan pada tanggal 5 Februari.
Seorang kontraktor dan seorang pekerja konstruksi mengonfirmasi kepada media bahwa tentara Mesir telah menugaskan mereka untuk membangun tembok beton setinggi 16 kaki (4,87 meter) untuk menutup sebidang tanah seluas 1,93 mil (3.1 kilometer) persegi.
Meskipun pekerjaan di area tersebut dimulai pada awal bulan ini, pembangunan tembok baru diluncurkan beberapa hari yang lalu, menurut penuturan kontraktor dan pekerja tersebut kepada surat kabar itu.
Masih belum diketahui apakah tembok tersebut dirancang untuk mencegah masuknya pengungsi dari Jalur Gaza ke Mesir, di tengah serangan Israel yang akan datang di Rafah.
Pemerintah Mesir menolak mengomentari masalah ini, menurut laporan itu.
Selama seminggu terakhir, banyak pemimpin internasional menyuarakan keprihatinan atas rencana serangan Israel ke Rafah. Pada Senin (12/2), Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan dirinya menentang operasi militer apa pun yang mengabaikan keamanan warga sipil.
Baca juga: Otoritas Palestina tolak pindahkan titik perbatasan Rafah
Baca juga: Direktur CIA bakal kunjungi Mesir untuk bahas soal sandera di Gaza
Mesir terima 2.200 lebih warga Palestina yang terluka dari Gaza
Sumber: Sputnik-OANA
Penerjemah: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Tia Mutiasari