Makassar (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menargetkan kecepatan internet di Indonesia pada tahun 2045 bisa melompat hingga 30 kali lipat dibandingkan saat ini.
Menurut Menkominfo, target itu sesuai dengan visi Indonesia Digital 2045 yang membidik kecepatan internet di dalam negeri dapat mencapai 765 Mbps.
"Kecepatan internet Indonesia masih rendah, kita baru 24,9 Mbps. Kita targetkan dalam visi Indonesia Digital itu 765 Mbps di tahun 2045 sehingga dalam 21 tahun mendatang kita harus melompat 30 kali (lipat)," kata Budi di Gowa, Kamis.
Saat peresmian pembangunan Fasad dan Gedung UPT Balai/Loka Monitor Spektrum Frekuensi Radio (SFR) Kelas I Makassar, di Gowa, Menkominfo mengakui kecepatan internet Indonesia dibandingkan negara-negara maju masih cukup tertinggal.
Meski demikian, ia mengatakan jika saat pemerintah terus berupaya membangun jaringan untuk percepatan dan merealisasikan visi Indonesia Digital 2045.
Baca juga: Kemenkominfo jaring masukkan industri untuk batas kecepatan internet
Baca juga: APJII sebut penetrasi internet Indonesia naik jadi 79,5 persen di 2024
Menkominfo mendorong kolaborasi dan dukungan semua pihak untuk mewujudkan ekosistem digital yang inklusif dan kolaboratif berbasis inovasi mendukung Indonesia Maju, Berdaulat, dan Berkelanjutan.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pemahaman bersama serta langkah implementasi terukur dan selaras antara lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat.
"Diharapkan pula dukungan nyata dan aksi tindak lanjut dari setiap entitas pemerintah, yang berperan dan bersinergi dengan sektor privat dan publik dapat segera direalisasikan pada masing-masing sektor," katanya.
Sementara Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pis dan Informatika (SD PPI) Kementerian Kominfo Ismail mengatakan gedung kantor yang diresmikan dilengkapi dengan alat-alat monitor spektrum frekuensi radio tetap maupun stasiun bergerak.
Dia mengatakan kantor balai monitoring tersebut bertugas melaksanakan pengawasan dan pengendalian di bidang penggunaan spektrum frekuensi radio yang meliputi kegiatan pengamatan, deteksi sumber pancaran, monitoring, penerbitan dan lain-lain.
"Kantor Balai Monitoring ini istilahnya penjaga gawang spektrum frekuensi radio, di mana ini adalah sumber daya alam terbatas yang digunakan cukup banyak sektor kehidupan salah satunya frekuensi untuk penerbangan misalnya bagaimana kita menjaga dan mengawal komunikasi antara pilot dengan menara kontrol," katanya.
"Kami juga menjaga komunikasi dari sektor kebencanaan, karena setelah terjadinya gempa bumi jika ada potensi tsunami seluruh alat-alat yang digunakan oleh BMKG dan para BNPB itu semua menggunakan spektrum frekuensi radio," tambah Ismail.
Saat ini terdapat 19 gedung balai monitoring di seluruh Indonesia, termasuk di Gowa, yang ke depan akan mendapat peran dan tugas semakin berat.
Pasalnya sistem komunikasi terus bertumbuh sangat cepat diiringi kehadiran teknologi baru yang senantiasa berkembang.
Ismail menegaskan kompetensi awak SD PPI menjadi faktor kunci dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi, sehingga pihaknya terus melakukan perubahan secara proporsional serta melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakam sepanjang 2024.
"Dan tahun 2024 ini kita akan berlari kencang untuk men-support agenda-agenda ekonomi digital, teknologi digital, dan membawa perubahan dengan banyak aspek-aspek kehidupan," ucapnya.
Baca juga: APJII:program pemerintah ikut tingkatkan peneterasi internet daerah 3T
Baca juga: Adopsi teknologi FWA bisa jadi solusi tingkatkan kecepatan internet
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Sambas