Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan meminta pemerintah daerah (pemda) pada 13 kabupaten dan kota di wilayah tersebut meningkatkan kewaspadaan menghadapi peningkatan risiko penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selama musim penghujan.
"Kami mengimbau kabupaten/kota lebih waspada lagi karena sudah ada 251 kasus DBD di Kalimantan Selatan, ada dua pasien yang meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Anhar Ihwan di Banjarmasin, Jumat.
Baca juga: Kalsel kemarin, 133 orang terserang DBD hingga pasien COVID-19 hanya isolasi
Dia menyampaikan bahwa upaya pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3M merupakan langkah utama dalam mencegah penularan penyakit DBD.
DBD terjadi akibat infeksi virus dengue, yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes aigypti.
"Gerakan 3M adalah langkah pencegahan yang utama, sehingga harus dilakukan terus menerus dan secara bersamaan untuk memutus penularan penyakit DBD," kata Anhar.
Gerakan 3M mencakup kegiatan menguras dan menutup tempat penampungan air serta mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air dan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Baca juga: Kalsel kemarin, korban DBD mencapai 82 orang hingga predikat pelayanan publik di kabupaten/kota
Anhar juga menyampaikan pentingnya meningkatkan pemahaman warga mengenai gejala penyakit DBD agar penderita DBD bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Dia mengatakan jumlah DBD di Kalimantan Selatan pada awal 2024 meningkat signifikan jika dibandingkan pada awal 2023, yang tercatat sebanyak 80 kasus.
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan pada 19 Januari 2024, kasus DBD tersebar di Kota Banjarbaru sebanyak 73 kasus, Tapin (70 kasus), Balangan (70 kasus), Hulu Sungai Tengah (22 kasus), dan Hulu Sungai Selatan (16 kasus).
Baca juga: 82 kasus ditemukan, Kalsel waspada DBD