Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri hingga Juli 2016 tumbuh secara tahunan 6,4 persen menjadi 324,2 miliar dolar AS, di tengah masih stagnannya utang swasta dan tren meningkatnya utang publik.
Utang luar negeri (ULN) swasta turun 3,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 164,5 miliar dolar AS, sedangkan utang publik atau pemerintah naik 18,7 persen (yoy) menjadi 159,7 miliar dolar AS, berdasarkan Statistik ULN BI dikutip Antara di Jakarta, Senin.
"Porsi ULN swasta sebesar 50,7 persen dan ULN publik 49,3 persen dari total ULN Indonesia," tulis BI.
Korporasi swasta banyak menarik ULN sebagian besar untuk sektor keuangan industri, pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih dengan total pangsa ULN swasta tersebut 75,7 persen.
Perlambatan ULN swasta semakin dalam, setelah pada Juni 2016 ULN swasta turun 3,1 persen (yoy).
Jika melihat jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi utang jangka panjang yang sebesar 283 miliar dolar AS atau 87,3 persen dari total ULN atau tumbuh 8 persen (yoy).
Sementara, ULN jangka pendek per Juli 2016 sebesar 41,2 miliar dolar AS atau 12,7 persen dari total ULN, setelah melambat 3,6 persen (yoy).
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan mayoritas debitur utang jangka panjang adalah korporasi non-bank. Penarikan utang korporasi non-bank sudah diuji oleh BI dan Otoritas Jasa Keuanga untuk menjaga prinsip kehati-hatian.
Agus juga mengingatkan bahwa sejak akhir kuartal II 2016 (Juni), rasio utang luar negeri terhadap penerimaan ekspor (debt service ratio/DSR) meningkat.
Kenaikan DSR harus diwaspadai, karena dapat meningkatkan risiko gagal bayar, apalagi di sisa tahun, penerimaan ekspor diperkirakan masih lesu.
"Rasio ekspor yang belum tumbuh karena harga-harga komoditi yang belum membaik membuat rasio 'servicing' kita cukup perlu diwaspadai," katanya.
Menurut data kuartal II 2016, DSR Tier 1 Indonesia naik menjadi 37,3 persen dari yang sebesar 34,1 persen. Sementara DSR Tier 2, pada kuartal II sebesar 67,7 persen, atau naik dari Kuartal I yang sebesar 60,9 persen.
Utang Luar Negeri Juli Tumbuh 6,4 Persen
Senin, 19 September 2016 21:06 WIB