Rantau (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan menyatakan komitmen mendukung dan mendorong event offroad 4x4 "Bahayau Dilicak - Hayau Tarus" naik kelas hingga internasional.
"Kami harap event ini tak hanya tingkat Kalsel, kalau bisa ke tingkat nasional bahkan internasional. Pemerintah daerah siap mendukung," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin Sufiansyah saat membuka event dalam rangka Hari Jadi Tapin ke 58 di Rantau, Sabtu.
Baca juga: Gubernur ingin South Borneo Rally naik jadi kelas dunia
Sufiansyah mengungkapkan event "Bahayau Dilicak 12 - Hanyau Tarus 10" yang rutin dilaksanakan setiap tahun pada momentum Hari Jadi Kabupaten Tapin ini diharap bisa dikenal lebih luas lagi.
Lanjutnya, olahraga ekstrem ini sangat memungkinkan untuk naik kelas mengingat event South Borneo Rally 2023 kemarin sukses diselenggarakan oleh Kabupaten Tapin.
"Minimal naik ke tingkat nasional dulu," ungkapnya.
Baca juga: Trek "South Borneo Rally" dianggap salah satu terbaik di Indonesia
Sufiansyah katakan, event yang digagas oleh para offroader ini mengandung potensi besar terhadap kemajuan sektor pariwisata Tapin yang pada akhirnya berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
Ketua DPRD Tapin Yamani sekaligus salah satu offroader ini memberikan pandangan yang sama, ia katakan saat ini pihaknya sudah merancang dan mengarahkan event tersebut naik kelas.
"Kami sudah ada merancang event ini untuk naik ke kelas internasional," ujarnya.
Yamani bilang, kultur alam Kabupaten Tapin sangat cocok untuk menyelenggarakan event berkelas pada olahraga offroad tersebut, yakni memiliki geografis yang komplit.
Baca juga: Pereli asal Kalsel Rihans Vareza juara satu Kejurnas "South Borneo Rally" 2023
Terkait event "Bahayau Dilicak 12 - Hayau Tarus 10" ini dilaksanakan selama tiga hari dan diikuti oleh 126 offroader dari Kalimantan.
Ketua Pelaksana Eddy Wahyu Riady mengatakan kali ini Tapin menawarkan track "ganas" yang dipastikan menantang dan memuaskan untuk para offroader.
"Ada suprise untuk para offroader, karena di track itu ada jalur jalur yang masih 'perawan' atau baru dibuka," ujarnya.
Jalur tersebut, kata Eddy, berjarak 62 Kilometer, menerabas hutan, sungai, hingga perbukitan di kawasan Geopark Meratus di wilayah Kecamatan Piani.