Tanjung (ANTARA) - Adaro bersama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meyakini Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan bisa mencapai zero stunting.
Mengingat Kabupaten paling utara di Provinsi Kalimantan Selatan ini telah meraih predikat Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan sehingga sangat mendukung upaya menekan angka stunting.
"Persoalan air bersih di Kalsel menjadi salah satu pemicu tingginya angka stunting namun Kabupaten Tabalong yang meraih predikat ODF akan lebih mudah tekan stunting," jelas Koordinator Bapak/Ibu Asuh Anak Stunting Nasional (BKKBN Pusat) Dr Ir Dwi Listyawardani M, sc. Dip.Com di Tabalong, Selasa
Sebagai Koordinator Bapak/Ibu Asuh Anak Stunting Nasional Dani sengaja datang ke 'Bumi Saraba Kawa' untuk melakukan monitoring program BASS (Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting) bersama perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel dan tim Adaro.
Selain dukungan ketersediaan air bersih upaya percepatan pengurangan stunting ungkap Dani juga dilakukan melalui edukasi perubahan perilaku, komitmen pemerintah daerah dan para pihak lainnya.
Ia juga menyampaikan kasus stunting juga bisa dicegah dengan meminimalkan angka perkawinan usia muda dan di Provinsi Kalsel masih tergolong tinggi.
Kegiatan monitoring program BAAS di Kabupaten Tabalong juga dihadiri mantan Menteri Kesehatan periode 2014-2019 Prof Nila Djuwita Moeloek yang kini bergabung dalam Dewan Penasehat Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia.
Monitoring program BAAS sendiri diawali pertemuan kolaborasi Adaro dan Pemkab Tabalong yang dihadiri Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani.
CSR Division Head PT Adaro Energy Indonesia Okty Damayanti menyampaikan Adaro terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam upaya pengurangan angka stunting di sekitar wilayah operasional perusahaan termasuk Kabupaten Tabalong.
"Adaro bukan sekadar berbagi dana namun turut berkontribusi berbagi pikiran dan melakukan pendampingan serta monitoring agar Tabalong bisa zero stunting," ungkap Okty.
Salah satu komitmen Adaro dalam mendukung percepatan pengurangan stunting yakni edukasi perubahan perilaku mulai dari kalangan ibu, bapak serta upaya peningkatan pelayanan posyandu dan pemberian makanan tambahan.
Dan strategi yang dilakukan Adaro yaitu dengan melakukan kolaborasi pentahelix atau multipihak yang melibatkan peran Academy, Business, Community, Government, and Media (ABCGM).
"Adaro dan mitra kerja bergerak bersama, bergotong- royong untuk berupaya menurunkan stunting secepat-cepatnya," jelas Okty.
Ia pun mengapresiasi semangat kolaborasi Bupati Tabalong sehingga stunting bisa lenyap lebih cepat.
Adanya kolaborasi nyata Adaro dan para pihak lainnya juga diakui Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani dapat mempercepat terwujudnya Tabalong zero stunting.
"Saya yakin kasus stunting di Tabalong dapat dinolkan apalagi adanya kolaborasi nyata dari Adaro dan mitra kerjanya," ungkap Anang.
Selanjutnya tim monitoring program BAAS meninjau posyandu Kelurahan Sulingan Kecamatan Murung Pudak.
Lurah Sulingan Muhammad Noor menyambut baik dukungan Adaro melalui Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Pasalnya di Kelurahan Sulingan tercatat lima anak berstatus stunting dan enam anak beresiko stunting.
"Saya senang saat diajak tim YABN untuk melakukan program percepatan stunting.Semoga kolaborasi ini bisa wujudkan Kelurahan Sulingan bebas stunting," ungkap M Noor.
Dalam kunjungan ke Posyandu Kelurahan Sulingan ini Kepala BKKBN Provinsi Kalsel H Ramlan mengatakan penurunan angka stunting merupakan program gotong royong dari berbagai pihak.
BKKBN Provinsi Kalsel pun membentuk 3.072 tim yang turun langsung ke masyarakat dalam melakukan upaya penurunan stunting.
Tim terdiri dari bidan, kader KB dan kader PKK memberikan edukasi serta pendampingan kepada masyarakat.
"Sasaran pencegahan mulai dari kalangan remaja, calon pengantin, pasangan muda, hingga penanganan bayi dibawah dua tahun. Pengentasan stunting dilakukan dari hulu hingga hilir agar tidak ada balita stunting baru," ungkapnya.(Adv)