Hulu Sungai Tengah Kalsel (ANTARA) - Petani di daerah Hulu Sungai atau "Banua Anam" Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengharapkan turun hujan sebagaimana halnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Pantauan Antara Kalsel, Senin, persawahan di "Bumi Murakata" HST hingga kini masih ada yang kering sehingga sulit untuk bercocok tanam.
Baca juga: Ratusan petani di HST ikuti kursus keterampilan
"Semestinya Oktober sudah turun hujan dan mulai 'ka pahumaan' (turun ke sawah bercocok tanam)," ujar warga Desa Aluan Mati Kecamatan Batu Benawa HST Mohammad Ilmi Muhran (64) .
Kakek dari enam cucu itu berharap November mendatang musim hujan atau sudah bisa mulai "batanjang" (menanam padi di sawah), karena warga tani juga sudah "manaradak" (menyiapkan anakan padi).
Pasalnya, lanjut pensiunan pegawai negeri sipil itu, jika batanjang, "taradak" (anakan padi) pada Desember 2023, maka sudah "lalawan" (kelewatan umurnya) sehingga perkembangan tanaman padi tersebut kurang bagus.
Ia mengaku, dalam beberapa hari terakhir memang ada turun hujan, tapi belum mengairi sawah atau sekedar membasahi tanah.
Baca juga: Petani HST Kalsel harapkan pembinaan Dinas Perikanan provinsi
Muhran pun menyebutkan penggunaan traktor untuk bajak sawah masih kurang efektif karena lahan sawah masih kering.
Diketahui, Kabupaten HST merupakan salah satu sentra pertanian atau lumbung padi di Banua Anam dan dapat membantu kebutuhan beras daerah tetangga seperti Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
Kabupaten berjuluk "Bumi Murakata" itu pernah sebagai tuan rumah Pekan Nasional (Penas) Tani di Desa Aluan Basar (sekitar delapan kilometer dari Barabai ibu kota kabupaten tersebut) Kecamatan Batu Benawa.
Banua Anam Kalsel meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), HST, Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong.
Baca juga: Bupati HST mengimbau ASN beli beras petani lokal