Menurut dia, ini untuk menggabungkan teknologi AI ke dalam program pendidikan teknik kejuruan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk masa depan industri.
"Kita berharap dengan cara ini mahasiswa dan mahasiswi kita siap untuk terjun ke dunia industri 5.0," ucapnya.
Akademisi dari Technische Universitat Dresden, Jerman Dr Phil Rita Franshina Maruayana MSc membawakan topik "Bagaimana sistem pendidikan vokasi ada di Jerman, konsep pendidikan dan konsep kerjasama antar tempat pembelajaran (sekolah vokasi dan industri)”.
Dia menekankan pentingnya komunikasi dan kesepakatan antar industri untuk memfasilitasi pelatihan vokasi dan memberikan pengalaman praktis kepada siswa.
Baca juga: Guru besar dari Jepang kuliah umum terkait AI di Poliban Kalsel
Sementara itu akademisi dari Universitas Islam Internasional Malaysia Prof Dr Ir Teddy Surya Gunawan, CEng, IPU yang menyampaikan wawasannya mengenai integrasi IoT dan kecerdasan buatan dalam industri.
Dia menjelaskan konsep Industri 5.0, yang menekankan personalisasi massal dan kolaborasi manusia-mesin, serta menyoroti pentingnya teknologi pendukung utama seperti IoT dan AI dalam mendorong revolusi industri.
Teddy juga membahas konsep "collect", mengacu pada database untuk data IoT, dan berbagai algoritma pembelajaran mesin, termasuk Rnn Lstm, Cnn, dan jaringan sel generatif, serta aplikasinya dalam pengenalan pola dan ekstraksi fitur.
Baca juga:https://poliban.ac.id/international-seminar-on-vocational-education-for-engineering-science-isvees-2023-poliban-prepared-the-workforce-for-industrial-5-0/
Poliban undang akademisi Jerman dan Malaysia pada ISVEES 2023
Rabu, 25 Oktober 2023 18:40 WIB