. (ANTARA) - Ricko Saputra mendapati telapak tangannya berdarah-darah sehingga menghalangi lifter Indonesia itu mengeluarkan kemampuan terbaiknya pada cabang angkat besi kelas 61kg putra Asian Games Hangzhou, Minggu.
Atlet berusia 23 tahun itu mendapati cederanya saat pemanasan jelang angkatan snatch pertamanya di Xiaoshan Sports Centre Gymnasium.
"Satu (telapak) saja yang berdarah. Mungkin karena kapalan sudah lama, biasanya ditangani biar tipis, tapi ini karena terlalu tebal, terus kena besi maka terbuka kapalannya," kata Ricko ketika ditemui Antara.
Alhasil, kondisi telapak tangan yang kurang optimal itu membuat Ricko gagal melakukan dua angkatan snatch pertamanya.
Mencatatkan 128kg dari snatch dan 160kg dari clean & jerk, Ricko ingin memperbaiki skornya lewat dua kesempatan terakhir yang ia miliki.
Namun, target 167kg dan 170kg yang diberikan pelatih gagal dieksekusi oleh rekan sekaligus rival Eko Yuli Irawan pada perebutan tiket ke Olimpiade itu.
Ricko pada akhirnya menyelesaikan lomba di peringkat ketujuh dengan total angkatan 288kg.
"Perih sekali kalau sudah seperti ini. Pegang besi terasa sekali sakitnya, cukup mengganggu. Tapi kalau sedang pertandingan tidak terlalu fokus di tangan. Setelah melakukan angkatan itu baru terasa sekali sakitnya," kata Ricko.
Pada penampilan pertamanya di Asian Games, Ricko sejatinya ingin memecahkan catatan angkatan terbaiknya yaitu snatch 134kg yang ia torehkan saat memenangi Grand Prix Korea 2023 dan 165kg untuk clean & jerk pada kejuaraan Asia 2023 di negara yang sama.
Baca juga: Lifter Ricko dan Eko Yuli mulai perburuan medali Asian Games Hangzhou
Baca juga: Pelatih ungkap "kejutan Korut" dan alasan Cantika naik kelas 55kg
Atmosfer pesta olahraga terbesar di Asia itu juga secara tak langsung membuat sang lifter Indonesia sedikit gugup.
"Di kejuaraan dunia Riyadh penontonnya tidak sebanyak ini. Musuh-musuh tidak terlalu berpengaruh bagi saya, ini lebih ke faktor tampil di depan penonton yang banyak.
"Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi, bisa mengharumkan nama Indonesia," kata juara Islamic Solidarity Games ke-5 itu.
Kelas 61kg masih menjadi milik juara Olimpiade Li Fabin asal China yang kali ini memecahkan rekor Asian Games untuk angkatan snatch 143kg.
Rival Eko Yuli itu membawa pulang emas untuk tuan rumah dengan total angkatan 310kg, yang juga memecahkan rekor Asian Games.
Dua lifter Korea Utara, Myongjin Pak (307kg) dan Chungguk Kim (289kg) melengkapi podium untuk merebut perak dan perunggu.
Baca juga: Asian Games 2022 - Balap sepeda sumbangkan medali emas keempat untuk Indonesia
Pewarta: A059
Editor: Eka Arifa Rusqiyati