Houston (ANTARA) - Harga minyak relatif stabil pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tetapi menutup minggu ini lebih rendah karena aksi ambil untung dan pasar mempertimbangkan kekhawatiran pasokan yang berasal dari larangan ekspor bahan bakar Rusia terhadap permasalahan permintaan akibat kenaikan suku bunga di masa depan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November terkikis 3 sen menjadi 93,27 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Brent turun 0,3 persen dalam seminggu, mematahkan kenaikan tiga minggu berturut-turut.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November terangkat 40 sen atau 0,5 persen menjadi 90,03 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, karena jumlah rig minyak AS berkurang. WTI tergerus 0,03 persen untuk minggu ini, penurunan pertama dalam empat pekan.
“Investor mengantisipasi penurunan permintaan pada Oktober karena kilang-kilang sedang menjalani pemeliharaan dan suku bunga yang lebih tinggi akan semakin menekan pasar,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial, menambahkan bahwa ada juga aksi ambil untung.
Kontrak telah menguat lebih dari 10 persen dalam tiga minggu sebelumnya di tengah kekhawatiran terbatasnya pasokan.
Pejabat Federal Reserve AS memperingatkan kenaikan suku bunga lebih lanjut, bahkan setelah pemungutan suara untuk mempertahankan suku bunga acuan federal fund tetap stabil pada pertemuan minggu ini.
“Inflasi masih terlalu tinggi, dan saya memperkirakan akan tepat bagi Komite (Pasar Terbuka Federal) untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut dan mempertahankannya pada tingkat yang ketat untuk beberapa waktu,” kata Gubernur Fed Michelle Bowman.
Potensi kenaikan harga energi lebih lanjut, katanya, merupakan risiko khusus yang dia pantau.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya pinjaman, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Sementara itu, larangan sementara Rusia terhadap ekspor bensin dan solar ke sebagian besar negara diperkirakan akan memperketat pasokan.
Transneft Rusia menghentikan pengiriman solar ke terminal utama Baltik dan Laut Hitam di Primorsk dan Novorossiysk pada Jumat (22/9) kata kantor berita pemerintah Tass.
Larangan tersebut akan “membawa ketidakpastian baru pada gambaran pasokan produk olahan global yang sudah ketat dan prospek bahwa negara-negara yang terkena dampak akan berupaya untuk menawar kargo dari pemasok alternatif,” kata RBC dalam sebuah catatan.
Harga bensin grosir Rusia turun hampir 10 persen dan solar turun 7,5 persen pada Jumat (22/9) di St. Petersburg International Mercantile Exchange.
Jumlah rig minyak AS, yang merupakan indikator produksi di masa depan, juga turun delapan menjadi 507 pada minggu ini, terendah sejak Februari 2022, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes.
Kilang-kilang di Amerika Serikat secara rutin melakukan pemeliharaan pada musim gugur setelah operasi besar-besaran untuk memenuhi permintaan bahan bakar selama musim berkendara di musim panas. Kapasitas kilang offline diperkirakan mencapai 1,4 juta barel per hari minggu ini menurut IIR Energy dibandingkan 800.000 barel per hari offline minggu lalu.
Para manajer keuangan menaikkan posisi net long minyak mentah berjangka AS dan posisi opsi pada minggu yang berakhir 19 September, kata Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).
Baca juga: Minyak naik di Asia, kekhawatiran pasokan lebihi ketakutan permintaan
Baca juga: Minyak turun saat Rusia larang ekspor bahan bakar
Baca juga: Emas berbalik menguat karena koreksi harga
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori