Chicago (ANTARA) - Harga emas lebih tinggi pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), berbalik menguat dari level terendah satu minggu di sesi sebelumnya karena koreksi harga dan mengakhiri minggu ini dengan sedikit perubahan, di tengah perdebatan pasar tentang kenaikan suku bunga terakhir Federal Reserve untuk tahun ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat 6,00 dolar AS atau 0,31 persen menjadi ditutup pada 1.945,60 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.949,10 dolar AS dan terendah di 1.939,60 dolar AS.
Emas berjangka anjlok 27,50 dolar AS atau 1,40 persen menjadi 1.939,60 dolar AS pada Kamis (21/9/2023), setelah bertambah 13,40 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.967,10 dolar AS pada Rabu (20/9/2023), dan terkerek 0,30 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.953,70 dolar AS pada Selasa (19/9/2023).
Untuk minggu ini, kontrak emas berjangka cenderung datar, turun tipis 0,03 persen.
“Melemahnya prospek pertumbuhan global (juga) mulai menarik aliran safe-haven menuju emas,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA. “Emas telah menunjukkan bahwa level 1.900 dolar AS adalah garis besar yang tidak bisa dilewati dan sekarang tampaknya siap untuk berkonsolidasi di sekitar level 1.950 dolar AS.”
“Agar emas dapat bergerak kembali di atas level 2.000 dolar AS, investor perlu melihat pelemahan besar dolar, yang akan didorong oleh bukti bahwa pasar tenaga kerja sedang melemah,” kata Moya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 15,70 sen atau 0,66 persen, menjadi ditutup pada 23,844 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober bertambah 9,50 dolar AS atau 1,03 persen, menjadi menetap pada 934,10 dolar AS per ounce.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nurul Aulia Badar