Menteri Negara Lingkungan Hidup H Gusti Muhammad Hatta menyatakan, terus berupaya meningkatkan kualitas penghargaan Adipura yang merupakan supremasi kebersihan kota.
Dengan peningkatan kualitas, kata Meneg LH di Banjarmasin, Sabtu, hasil penilaian tim pemantau dengan pengamatan masyarakat terhadap penerima anugrah Adipura tidak akan jauh berbeda.
Ia mengatakan, banyak kota mendapat anugrah Adipura pada 2010/2011, tetapi banyak pula yang berguguran.
Meneg LH mengakui, hasil penilaian tim pemantau Adipura beberapa tahun lalu terkadang masih menimbulkan cemoohan masyarakat terhadap kota yang mendapat anugrah/penghargaan.
"Sebagai contoh kota yang menurut anggapan masyarakat masih kotor, kok mendapat penghargaan Adipura," kata Menteri.
Upaya peningkatan kualitas tersebut, antara lain dengan melakukan revitalisasi program Adipura, seperti menambah kriteria dan paramater dalam penailaian kebersihan sebuah kota.
Begitu pula objek pantau, mulai 2011/2012 tidak lagi terbatas pada titik-titik tertentu, tapi 100 persen wilayah perkotaan tersebut.
Selain itu, tim pemantau akan lebih objektif dalam melakukan penilaian sehingga hasilnya betul-betul bisa dipertanggungjawabkan, demikian M Hatta.
Sebelumnya Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kalsel, Rakhmadi Kurdi mengungkapkan, pada program 2010/2011 sedikitnya 54 kota se-Indonesia tidak lagi mendapat anugrah Adipura.
"Bahkan di wilayah Kalimantan yang terdiri atas empat provinsi, pada 2010/2011 hanya tiga kota yang mendapat anugrah Adipura, sebelumnya mencapai puluhan kota, termasuk kota Balikpapan, Kaltim, yang selama 11 tahun mendapat Adipura, pada 2010/2011 juga lepas," ungkapnya.
Kota-kota di Kalimantan yang mendapat Adipura 2010/2011 yaitu Bontang, Kaltim, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dan Banjarbaru Kalsel, demikian Rakhmadi Kurdi.B