Banjarmasin (ANTARA) - dr Priza Razunip Sp OT , seorang dokter spesialis tulang di Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) menginginkan masyarakat umum, terlebih mereka yang bergerak di keperawatan atau paramedis harus mengetahui tindak lanjut rawat luka.
"Pasalnya, luka bisa menimbulkan dampak negatif lain yang sama-sama tidak kita inginkan," ujar Priza selaku Ketua Seminar dan Workshop "Tindak Lanjut Rawat Luka" saat pembukaan kegiatan tersebut di Klinik Firdaus Banjarmasin, Jumat.
Oleh karena menginginkan perawatan secara benar terhadap luka dan tidak menganggap sepele, yang melarbelakangi pelaksanaan Seminar dan Workshop Tindak Lanjut Rawat Luka kali ini.
"Perawatan luka yang baik bukan sembarangan atau cara lama, tapi menggunakan metode 'Negative Pressure Wound Therapy (NPWT and modern wound care),' ujar dia.
Alumnus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM d/h Unlam) Banjarmasin itu berharap, melalui Seminar dan Workshop Tindak Lanjut Rawat Luka menambahkan wawasan para tenaga keperawatan dalam menangani luka.
"Kita tidak menginginkan ke depan ada kekeliruan dalam penanganan rawat luka seperti terjadi selama ini. Karena anggapan luka merupakan hal biasa," demikian Pariza.
Seminar dan Workshop Tindak Lanjut Rawat Luka tersebut menghadirkan Ketua Program Doktor FK Unlam Prof Dr dr H Zairin Noor Helmi Sp OT (K) MM,.FCIS sebagai narasumber.
Menurut Zairin, dari sejumlah luka, luka yang paling berbahaya karena gigitan manusia, sebab dapat menimbulkan banyak kuman dan bisa sulit penyembuhan jika tanpa perawatan yang tepat atau benar.
Dokter spesialis tulang yang banyak berpengalaman di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin itu menambahkan, luka yang paling berbahaya stadium empat seperti sampai terlihat tulang.
"Sedangkan luka yang sempat ada belatung (ulat) hal itu secara medis tidak terlalu mengerikan. Karena belatung tersebut hanya memakan jaringan sel yang sudah mati," tegas Zairin.
Seminar dan Workshop Tindak Lanjut Rawat Luka yang berlangsung satu hari dengan peserta banyak perawat dari berbagai rumah sakit daerah di Kalsel itu atas sponsor Klinik Firdaus Banjarmasin.
Pemilik (owner) Klinik Firdaus Nuririansyah atau yang akrab dengan sapaan Bidan Iin itu menyatakan, Seminar dan Workshop Tindak Lanjut Rawat Luka tersebut sekedar untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam keperawatan luka khususnya.
"Kemudian daripada itu, untuk menambah keterampilan dan kompetensi dalam hal perawatan luka khususnya sebagaimana pesan Guru Besar Kedokteran Zairin," ujarnya usai pembukaan Seminar dan Workshop Tindak Lanjut Rawat Luka tersebut.
Oleh sebab itu pula, peserta seminar dan workshop tersebut dari Satuan Kredit Profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (SKP PPNI) bersifat gratis, demikian Bidan Iin.
Klinik Firdaus Banjarmasin yang menyediakan berbagai pelayanan kesehatan tersebut satu-satunya satu-satunya memiliki kolam renang untuk terapi dari sejumlah klinik, dan bahkan rumah sakit di Kalimantan.
Pelayanan kesehatan klinik yang berada di Jalan Dahlia Gang Budaya Banjarmasin itu antara lain penyakit tulang, gigi, syaraf, bidang kebidanan dan terapi.