Marabahan (ANTARA) - Tim Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melalui Program Dosen Wajib Mengabdi tahun 2023 yang terdiri dari Dr. Rosalina Kumalawati dan Astinana Yuliarti, S.S., M.I.Kom mengedukasi warga lima indikator pencegahan stunting saat penyuluhan kesehatan di Desa Purwosari II, Kecamatan Tamban, Barito Kuala.
"Ada lima indikator penting untuk mencegah semakin banyaknya terjadi kasus stuting melalui langkah aktif ibu-ibu secara bersama menanggulanginya," kata Astinana saat menyampaikan materinya, Rabu.
Kegiatan tersebut diikuti secara antusias oleh warga mengingat Kabupaten Barito Kuala merupakan wilayah yang memiliki presentase kasus stunting tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan.
Dalam pemaparannya, Astinana menjelaskan bahwa peran ibu dalam pencegahan dan penanggulangan stunting merupakan hal yang strategis, karena pencegahan seorang anak agar tidak mengalami kekurangan gizi atau stunting dimulai sejak anak masih dalam kandungan dan masa krusial sejak 1.000 hari pertama sejak kelahiran.
Adapun lima indikator penting yang dimaksud yaitu pertama perbaikan pola asuh orang tua, dimana peilaku pengasuhan kesehatan oleh orang tua kepada balita tidak hanya dengan memperhatikan tumbuh kembangnya semata tetapi setiap anak membutuhkan stimulasi dari orang tua seperti kasih sayang serta kondisi lingkungan yang baik.
Kemudian yang kedua pola konsumsi dalam pencegahan stuting meliputi asupan protein hewani, konsumsi sayur dan buah, serta ASI eksklusif selama enam bulan dan menghadirkan makanan pendamping atau MPASI.
Indikator ketiga menjaga kebersihan pribadi dengan selalu mencuci tangan dengan sabun terutama jika akan menyentuh makanan menjadi perilaku efektif dalam mencegah diare pada balita.
"Kondisi sosial dan budaya menjadi indikator keempat dalam pencegahan stunting, hal ini biasanya banyak terjadi di daerah pedesaan," papar Astinana.
Dia menyebut di desa dengan banyaknya mitos maka akan turut membuat masyarakat mempercayai sesuatu yang justru bertentangan dengan dunia medis dan kesehatan ketika hamil.
Terakhir indikator yang menjadi masalah ekonomi keluarga.
Beberapa penelitian menggambarkan bahwa keluarga dengan tingkat pendapatan rendah memiliki peluang paling besar menderita status gizi kurang dibanding anak balita yang memiliki orang tua dengan tingkat pedapatan cukup.
Dengan mengetahui lima indikator pencegahan stunting ini, diharapkan masyarakat Purwosari II dalam ikut aktif berpartisipasi mengurangi angka stunting dengan memulai pola hidup bersih dan sehat di sekitar tempat tinggal mereka.