Tanjung (ANTARA) - Tradisi Manaik (naik) Manau asal Kecamatan Upau, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan turut memeriahkan Blitar Ethnic Nasional Carnival 2 di Kota Blitar, Jawa Timur.
Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani mengatakan tradisi Manaik Manau merupakan budaya Dayak Deah yang tersebar di Desa Pangelak, Desa Kinarum dan Desa Kaong Kecamatan Upau.
"Manau merupakan pohon berduri jadi tidak semua orang bisa naik pohon karena harus memenuhi syarat tertentu ," jelas Anang di Tabalong, Senin.
Pohon Manau merupakan tanaman sejenis rotan yang ukurannya lebih besar dan diseluruh permukaan batangnya terdapat duri tajam.
Pada event Blitar Ethnic Nasional Carnival 2 tradiisi Manaik Manau melibatkan 12 orang penari yang merupakan warga Dayak Deah Kecamatan Upau Kabupaten Tabalong.
Aksi 12 penari ini berhasil memukau ratusan pasang mata yang hadir di sepanjang Jalan Ahmad Yani dan Jalan Merdeka Kota Blitar.
Tradisi Manaik Manau ini diharapkan mampu menjadi ajang promosi wisata di Kabupaten Tabalong serta diharapkan tidak hanya bisa tampil pada skala nasional namun bisa sampai ke tingkat Internasional.
Event Blitar Ethnic Nasional Carnival 2 yang dilaksanakan Sabtu (15/7) juga menjadi ajang silaturahmi jajaran Pemkab Tabalong dengan Pemko Blitar.
Anang pun mengapresiasi atas sambutan yang diberikan jajaran Pemko dan DPRD Blitar dan berharap ke depan bisa menjalin kerjasama yang baik.
"Kabupaten Tabalong akan terus berpartisipasi dalam kegiatan budaya di Kota Blitar karena kerjasama antar daerah ini penting, tidak hanya di bidang pembangunan namun di bidang seni dan budaya," jelas Anang.