Banjarmasin (ANTARA) - Ustadz Habib Ja'far bin Yusuf Assegaf mengingatkan, bahwa menegakkan "amar ma'ruf nahi munkar" (mengajak kebaikan/kebenaran dan mencegah perbuatan maksiat) kewajiban tiap Muslim.
"Jangan sampai karena tidak menegakkan amar ma'ruf nahi munkar seluruh atau hampir semua anak negeri kena dampaknya," ujar Habib saat tausiyah di Masjid Al Falah Komplek Bumi Pemurus Permai Banjarmasin Selatan, usai Shalat Subuh Jumat.
Dengan mengutip kalam Imam Al Hadad, ustadz Ja'far menceritakan suatu kaum yang berjumlah 18.000 orang terkena bala karena tak ada yang mencegah seseorang melakukan perbuatan munkar.
"Allah SWT dalam Al Qur'an berfirman: hendaklah seorang Muslim mencegah perbuatan munkar dengan tangan atau kekuatan (kekuasaan) dan jika tidak mampu minimal dalam hati. Dalam hati itu selemah-lemah iman," kutipnya.
Habib yang juga pengasuh pesantren Istiqamah Pekapuran Raya Banjarmasin itu berpendapat, bagi seorang pejabat atau pemegang kekuasaan tidak ada alasan baginya tak mencegah perbuatan munkar, kalau cuma jabatan atau kedudukan tercopot.
"Lain halnya dengan seseorang yang tidak mempunyai jabatan atau pemegang kekuasaan. Tapi itupun tetap harus protes,. walaupun cuma dalam hati atau bentuk selemah-lemahnya iman," kata Habib tersebut.
Begitu pula kalau misalnya keluarga terancam pembunuhan bila menyuarakan atau melakukan pencegahan terhadap kemunkaran, tetapi sikap seperti itu juga termasuk iman yang lemah, lanjutnya.
"Namun bagaimana cara kita harus berusaha semaksimal mungkin menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Syukur-syukur bisa melakukan tanpa kekerasan atau melalui pendekatan dan edukasi," demikian Habib Ja'far.