New York (ANTARA) - Dolar naik ke level tertinggi tujuh minggu pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), didukung optimisme tentang kesepakatan untuk meningkatkan plafon utang dan mencegah gagal bayar AS di tengah putaran data ekonomi kuat yang menunjukkan penurunan suku bunga dari Federal Reserve bisa datang lebih lambat daripada lebih cepat.
Indeks dolar, ukuran nilai greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik setinggi 103,12, level terkuat sejak akhir Maret. Indeks terakhir naik 0,3 persen pada 102,85.
Euro, sementara itu, turun ke level terendah enam minggu versus dolar di 1,0811 dolar. Terakhir berpindah tangan pada 1,0838 dolar, turun 0,2 persen.
"Kami melihat beberapa faktor mendorong dolar AS hari ini," kata Helen Given, pedagang valas di Monex USA di Washington. "Kemajuan pembicaraan plafon utang, data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, dan komentar hawkish dari beberapa pejabat Fed semuanya memberikan kekuatan."
Presiden Joe Biden dan anggota kongres utama AS dari Partai Republik Kevin McCarthy pada Rabu (17/5/2023) menggarisbawahi tekad mereka untuk segera mencapai kesepakatan guna menaikkan plafon utang pemerintah federal sebesar 31,4 triliun dolar AS dan menghindari gagal bayar yang membawa bencana ekonomi.
Setelah kebuntuan selama berbulan-bulan, kedua pemimpin politik setuju untuk merundingkan kesepakatan secara langsung. Kesepakatan harus disahkan oleh kedua kamar Kongres sebelum pemerintah federal kehabisan uang untuk membayar tagihan, paling cepat 1 Juni.
"Pembicaraan plafon utang tampaknya membantu dolar terlepas dari tekanan sebagaimana kelihatannya," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Convera di Washington.
"Di satu sisi, kebuntuan yang berkelanjutan cenderung memberikan dorongan safe-haven untuk dolar. Sementara di sisi lain, setiap nada konstruktif dalam negosiasi dapat menambah popularitas baru dolar."
Sementara itu, data AS secara keseluruhan positif, meskipun ada beberapa kantong pelambatan, mendukung pandangan bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi lebih lama.
Data pada Rabu (17/5/2023) menunjukkan pembangunan rumah keluarga tunggal AS meningkat pada April, meskipun data untuk bulan sebelumnya direvisi turun tajam.
Perumahan keluarga tunggal yang baru dibangun, yang merupakan bagian terbesar dari pembangunan rumah, naik 1,6 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman di 846.000 unit bulan lalu. Data untuk Maret direvisi turun menunjukkan jatuh ke tingkat 833.000 unit bukannya meningkat menjadi 861.000 unit seperti yang dilaporkan sebelumnya.
Data tersebut mengikuti laporan pada Selasa (16/5/2023) bahwa penjualan ritel AS naik pada April, meskipun kurang dari yang diharapkan, dengan tren yang mendasarinya tetap kuat.
Produksi industri AS juga naik 1,0 persen bulan lalu, dengan mudah melampaui ekspektasi dan naik sedikit dari pembacaan Maret.
"Data terbaru melukiskan gambaran pertumbuhan AS yang lebih tangguh dibandingkan dengan Eropa," kata Manimbo. "Selain itu, inflasi yang tinggi dan pengangguran yang rendah di sisi kolam ini menunjukkan penurunan suku bunga AS kemungkinan akan terwujud lebih lambat daripada lebih cepat."
Dalam perdagangan sore, dolar naik 0,9 persen versus yen menjadi 137,59 yen, setelah sebelumnya naik ke puncak dua minggu di 137,625.
Pasar berjangka menilai tidak ada peluang penurunan suku bunga Fed pada Juni, turun dari probabilitas sekitar 17 persen yang terlihat sebulan lalu.
Di tempat lain, yuan China melemah menembus 7,0 per dolar pada Rabu (17/5/2023) untuk pertama kalinya dalam lima bulan di tengah ketegangan geopolitik dan lebih banyak tanda pemulihan China pasca-COVID-19 kehilangan tenaga.
Di pasar luar negeri, dolar naik 0,1 persen terhadap yuan menjadi 7,0077.
Baca juga: Risiko gagal bayar, data ekonomi kuat kerek dolar lebih tinggi di Asia
Baca juga: Emas jatuh lagi tertekan optimisme pagu utang AS
Baca juga: Harga minyak terdongkrak optimisme plafon utang AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto