Hal itu tergambar dari pengukuhan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dalam rangka kampanye percepatan penurunan Stunting, melalui gerakan cukup 2 telur di halaman markas Satbrimobda Kalsel di Banjarbaru.
"Kami berharap, kegiatan yang diikuti berbagai kalangan masyarakat ini mampu membawa dampak positif bagi upaya percepatan penurunan stunting di Kalsel khususnya di Kota Banjarbaru," ujar wakil wali kota.
Menurut Wartono, kampanye gerakan cukup 2 telur merupakan komitmen bersama seluruh pihak untuk mendorong masyarakat agar meningkatkan konsumsi telur yang dibiasakan setiap hari.
Wartono menuturkan, telur merupakan salah satu solusi untuk persoalan kebutuhan gizi yang dapat mencegah stunting terhadap anak sehingga mereka terus sehat hingga usia dewasa kelak.
Ia menyebutkan, stunting merupakan ancaman nyata terhadap kualitas manusia sehingga sangat diperlukan gotong royong dari seluruh elemen bangsa dalam mempercepat penurunan penyakit tersebut.
"Anak stunting bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya sehingga sangat mempengaruhi kemampuan belajar, produktivitas dan kreativitas," ucapnya.
Dikatakan, program BAAS adalah upaya mengeliminasi kasus stunting yang diluncurkan BKKBN bekerja sama dengan Polda Kalimantan Selatan dan Pemerintah Kota Banjarbaru sebagai tuan rumah.
"Data Bapak Asuk Anak Stunting di Banjarbaru tahap pertama sebanyak 40 bapak asuh, dengan 91 anak asuh dari hasil monitoring evaluasi 92 persen sudah naik tinggi badan dan berat badan," sebutnya.
Sementara itu, kampanye gerakan cukup makan 2 butir telur dihadiri Kepala BKKBN pusat Hasto Wardoyo dan peserta yang mendapatkan penjelasan mengenai pentingnya konsumsi 2 telur satu hari.