Marabahan (ANTARA) - Penjabat Bupati Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan Mujiyat dalam arahannya memberikan kredit poin kepada tiga kecamatan tertinggi data stunting.
“Tabunganen, Alalak, Tabukan, ada sebuah nilai tawar tahun ini ada Esselon II sebanyak enam orang yang akan purna tugas, apabila bapak camat mampu turunkan stunting , maka ada karpet merah untuk naik ke Esselon II yaitu tiga kecamatan akan berebut enam posisi," tegasnya, pada acara Rembuk Stunting Tahun 2023 digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab Batola), di Banjarmasin, Senin.
Yang namanya kerja nyata, terang dia, pasti tidak murah harganya, artinya sebuah gagasan pemikiran dan waktu bertanggung jawab turunkan angka stunting.
“Langkah pertama, Bapak Bunda Asuh. Langkah kedua, kita datangi bersama-sama dan bentuk tim satgas ke kampung dan desa yang data stuntingnya tinggi. Kita segera komitmen pertemuan ini agar rembuk stunting yang kita laksanakan tidak sia-sia. Yang ketiga, ada relawan yang mengontrol stunting. Yang keempat, kita panggil perusahan seperti sawit yang ada di Batola untuk bantu turunkan stunting, “pinta Mujiyat.
Penjabat Bupati Batola Mujiyat juga ajak para stakeholders intervensi 2.246 anak stunting.
Sekretatis Daerah Kabupaten Barito Kuala (Sekdakab Batola), Kalimantan Selatan H Zulkipli Yadi Noor mengapresiasi 13 desa bebas stunting di kecamatan Anjir Pasar, Mandastana, Alalak, Belawang dan Marabahan.
H Zulkipli Yadi Noor meminta agar terintegrasinya pelaksanaan kebijakan intervensi penurunan stunting di kecamatan hingga desa.
“Saya harapkan untuk terus menjaga predikat tersebut karena bayi pasti akan terus lahir, ”ucapnya.
Menurut dia, adapun rencana aksi oleh Pemkab Barito Kuala untuk turunkan stunting berupa, revitalisasi Pokjanal Posyandu, revitalisasi TPPS dan program Bapak Bunda Asuh.
Paparan disampaikan, Sekdakab Batola turut diapresiasi 13 desa bebas stunting yang ada di kecamatan Anjir Pasar, Mandastana, Alalak, Belawang dan Marabahan.
Ketua Penjabat Tim Penggerak PKK Batola Suharyanti mengatakan, rencana aksi dari PKK Batola adalah, setiap bulan akan mengunjungi posyandu dan inovasi untuk menjalankan program dua telur dengan anggaran Rp20 juta.
Selain itu, sebut dia, Baznas Batola turut membantu anggarkan Rp60 juta, Bank Indonesia melalui PBSI anggarkan Rp 300 juta khusus Batola dan kerjasama program cukup dua telur oleh Banjarmasin Post.
Lebih lanjut dia mengemukakan, rencana aksi Bapak Bunda Asuh disahkan Penjabat Bupati Batola Mujiyat berupa program MissU (Mandi Susu) merupakan pemberian bantuan susu formula kepada anak stunting sebanyak 10 kotak/anak/bulan.
"Diberikan selama enam bulan dengan biaya Rp 1.020.000 dan program Cukup dua telur/anak/hari selama enam bulan dengan biaya Rp 720.000," terangnya.
Aksi Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting dengan harapan, ungkapnya, dapat membantu intervensi pengurangan jumlah angka stunting.
Berdasarkan survei EPPGBM terdapat, papar dia, 11,33 persen atau 2.246 anak stunting di Batola.Kegiatan Rembuk Stunting diikuti oleh Penjabat Bupati Batola Mujiyat juga dilakukan pemaparan data stunting per kecamatan oleh Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Sekda H Zulkipli Yadi Noor dan Moderator oleh Kepala DPPKBP3A Batola Hj Harliani.
Akhir acara secara simbolis penyerahan slempang Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting Kabupaten Barito Kuala sekaligus penandatanganan komitmen oleh perwakilan Forkopimda, Ketua Organisasi TP. PKK, DWP, Bhayangkari, Persit Kartika Chandra Kirana, kepala SKPD dan Camat se-Barito Kuala.
Rembuk Stunting juga dihadiri Forkopimda, perwakilan Bank Indonesia, stakeholders, Kepala SKPD, Camat, Kepala Desa, Kepala Puskesmas, penyuluh KB, petugas Gizi se-Kabupaten Barito.