Gorontalo, (Antaranews Kalsel) - Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Gorontalo, Matris Lukum mengatakan Festival Otanaha ditargetkan untuk menarik 250 ribu kunjungan wisatawan nusantara.
"Tahun lalu jumlah wisatawan nusantara yang ke Kota Gorontalo hanya 130 ribu dalam setahun. Kami berharap dengan adanya festival ini, target bisa tercapai," katanya di Gorontalo.
Meski hanya menargetkan wisatawan nusantara, lanjutnya, namun target utama festival tersebut adalah promosi situs Benteng Otanaha ke manca negara.
"Kami menjual sejarah sekaligus budaya Gorontalo melalui situs ini," ungkapnya.
Benteng Otanaha merupakan situs Cagar Budaya yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan, terletak di atas bukit Kelurahan Dembe I Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat kota.
Berdasarkan data dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Gorontalo, objek wisata ini memiliki 348 anak tangga dari pos bawah hingga ke bagian benteng utama. Sederet tangga tersebut diselingi dengan empat lokasi persinggahan.
Setiap tempat persinggahan memiliki jumlah anak tangga yang tidak sama. Dari pos 1 ke tempat persinggahan pertama terdapat 53 anak tangga, ke persinggahan II terdapat 83 anak tangga, menuju persinggahan III ada 53 anak tangga dan ke persinggahan IV sebanyak 89 anak tangga.
Sementara menuju ke area benteng, pengunjung harus menempuh 71 anak tangga.
Benteng Otanaha dibangun pada abad ke-15. Setiap benteng memiliki pintu masuk yang berbentuk huruf U terbalik dan bagian dalamnya berbentuk lingkaran.
Saat itu wilayah Gorontalo sebagian besar masih terdiri dari lautan. Tahun 1505 sampai 1585 kerajaan sudah terbentuk dan dipimpin Raja Ilato atau Matodulakiki dengan permaisurinya bernama Tolangohula.
Dalam sejarah, Raja Ilato memiliki dua putri bernama Ntoba dan Tiliaya, dan seorang putera bernama Naha.
Semasa remaja, Naha pergi merantau sedangkan kedua saudarinya tetap tinggal di wilayah kerajaan.
Hingga suatu ketika sebuah kapal layar milik Portugis singgah di Pelabuhan Gorontalo karena kehabisan bahan makanan, terancam oleh bajak laut dan kondisi cuaca buruk.
Nakhoda kapal Portugis itu kemudiaan bertemu dengan Raja Ilato yang merupakan penguasa Kerajaan Gorontalo.
Pertemuan itu berbuah kesepakatan membangun tiga buah benteng pada tahun 1525, untuk memperkuat ketahanan dan keamanan negeri./f