Banjarmasin (ANTARA) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) mencanangkan program pencegahan stunting nasional 2023 yang dipusatkan di Gedung Aula Bandara El Tari, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Berdasarkan rilis Humas BKKBN Kalsel di Banjarmasin, Selasa, menyebutkan Pencanangan Program Pencegahan Stunting Nasional 2023 dari TNI AU yang diikuti BKKBN Kalsel, melalui gelaran "video conference" (Vicon) bersama Komandan Lanud Syamsudin Noor Kolonel Pnb Vincentius Endy, dan Ketua PIA Ardya Garini Cab.11/D.II Lanud Sjamsudin Noor, beserta jajarannya, di Ruang Rd. S Suryadharma Lanud Syamsudin Noor, pada Senin kemarin.
Kegiatan tersebut ditandai pemukulan gong oleh Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo bersama Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo dan Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilo Laiskodat.
Dalam arahannya, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan seluruh jajaran prajurit TNI AU wajib mendukung program percepatan penurunan stunting dan mendukung pembangunan di Nusa Tenggara Timur
“Hampir sebagian besar pejabat di Mabes AU, saat ini ke Nusa Tenggara Timur. Jadi Mabes (TNI AU) hampir kosong. Hal ini menunjukkan jajaran TNI AU sangat excited (program pencegahan stunting). Kami berharap dengan program ini, bisa memberi sesuatu dampak kepada daerah,” kata Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Selanjutnya, Fadjar menuturkan pihaknya akan meneruskan kampanye penanaman dan pemanfaatan pohon kelor sebagai sumber bahan pangan dan juga sebagai upaya pencegahan stunting, serta juga akan meningkatkan peralatan fasilitas kesehatan di lingkungan TNI AU.
“Lanud (Pangkalan Udara TNI AU) akan diwajibkan untuk menanami pohon kelor. Selain itu kami juga akan meng-up grade (meningkatkan) fasilitas kesehatan TNI AU karena anak-anak dari anggota TNI AU adalah masa depan kita bersama,” kata Fadjar.
Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo menuturkan perlu menata pola pikir masyarakat dalam mengkonsumsi nutrisi dan gizi, seperti daun kelor yang menjadi sumber nutrisi dan protein terutama bagi ibu hamil dan menyusui untuk mencegah stunting.
Hasto menyebutkan tiga hal penyebab stunting, yakni kekurangan nutrisi (suboptimal nutritional), "suboptimal health" karena sakit maka balita itu menjadi kekurangan gizi, "suboptimal parenting" yang berkaitan dengan pola pengasuhan dan pemberian asupan makanan kepada balita.
“Ibu hamil kalau makan daun kelor, bisa tercukupi kebutuhan nutrisi dan kalsiumnya. Sudah dicoba. Ibu-ibu yang mengonsumsi daun kelor selama tiga bulan menjadi tidak anemia. Mari kita mengkampanyekan pemanfaatan produk-produk (pangan) lokal. Melalui pangan lokal ini mari kita tingkatkan IQ anak-anak untuk masa depan Indonesia,” tutur Hasto.
Selanjutnya, Hasto menjelaskan tentang pentingnya pencegahan stunting dari hulu sehingga harus menyampaikan strategi dengan pola mendekati yang menikah.
“Pemerintah daerah perlu mendekati pasangan calon pengantin, supaya bayi yang lahir itu tidak stunting,” kata Hasto.
Pada gelaran vicon tersebut, Komandan dan Ketua PIA Ardya Garini Cab.11/D.II Lanud Sjamsudin Noor menyerahkan bantuan paket secara simbolis kepada perwakilan anggota PIA Lanud Sjamsudin Noor yang memberikan ASI ekslusif.