"Kami mengapresiasi dan terus mendorong agar pencapaian itu bisa dipertahankan dan ditingkatkan di masa-masa yang akan datang," ujar Ketua DPRD Banjarbaru Fadliansyah di Banjarbaru, Sabtu.
Pernyataan itu menjawab prestasi kota berjuluk Idaman yang mampu menempati peringkat tertinggi pada pertumbuhan ekonomi tahun 2022 sebesar 7,93 persen di atas 12 kota dan kabupaten lainnya di Kalsel.
Menurut Fadliansyah, keberhasilan Pemkot mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik itu harus terus dijaga dan didukung seluruh pihak, sehingga berdampak pada semakin berkembangnya perekonomian.
"Perkembangan perekonomian yang lebih baik tentunya berdampak pada peningkatan kesejahteraan setiap masyarakat, sehingga pencapaian itu harus didukung seluruh pihak dan masyarakat," pesannya.
Diketahui, sesuai data BPS pada 2021, pertumbuhan ekonomi di kota berpenduduk 265 juta jiwa lebih itu tercatat sebesar 3,33 persen namun melompat signifikan menjadi 7,93 persen pada 2022.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banjarbaru Arih Dwi Prasetyo, mengatakan, pertumbuhan ekonomi itu merupakan hasil dari perhitungan sistem neraca regional berkaitan laju pertumbuhan ekonomi di Kalsel.
"Hasil perhitungan sistem neraca regional menempatkan Banjarbaru di posisi tertinggi dimana pertumbuhan ekonomi mencapai 7,93 persen jauh dibandingkan kabupaten dan kota lain di Kalsel," ujarnya.
Disebutkan, empat komponen besar menjadi pendukung perekonomian Kota Banjarbaru sepanjang tahun 2022, di antaranya transportasi dan pergudangan, konstruksi, hingga sektor perdagangan.
Ia merincikan, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 26,20 persen, sektor konstruksi 13,74 persen, perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor 10,79 persen.
Sementara, komponen pendukung lainnya yang mendongkrak naiknya pertumbuhan ekonomi berasal dari administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 10,37 persen.
"Perekonomian Banjarbaru dilihat dari besaran PDRB, selama 2022 mampu menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp11,788 triliun yang jika dilihat harga konstan sekitar Rp6,23 triliun," katanya.