Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan memfokuskan penanganan stunting atau kasus bayi gagal tumbuh di sebanyak 14 kelurahan pada tahun 2023.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) Kota Banjarmasin Helfiannor di Balaikota, Selasa, menyampaikan, di 14 kelurahan tersebut terbanyak kasus stunting.
"Makanya jadi prioritas kita untuk melakukan penanganan dan pencegahan," ujarnya.
Adapun 14 kelurahan tersebut, ungkap dia, Teluk Dalam, Gadang, Pekapuran Laut, Mantuil, Kelayan Barat, Pemurus Dalam, Murung Raya, dan Pekauman.
Kemudian, lanjutnya, Tanjung Pagar, Antasan Kecil Timur, Kuin Cerucuk, Telaga Biru, Banua Anyar dan terakhir Sungai Bilu.
Helfiannor mengutarakan, penanganan kasus stunting di 14 kelurahan ini melalui program "Dashat".
Dijelaskan dia, program ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting. Seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu.
Sementara itu, kata dia, untuk upaya pencegahan bertambah kasus stunting, Pemkot Banjarmasin membuka dapur sehat.
"Selain itu juga ada mobil antar makanan bergizi," paparnya.
Ditambahkan Helfiannor, Pemkot juga melakukan membina Kelompok Pemberdayaan Masyarakat (KPM), yakni, bertugas melakukan pedataan masyarakat oleh lima layanan dasar keluarga beresiko stunting.
"Seperti jamban sehat, air bersih kemudian terkait dengan BPJS kemudian ibu hamil, terkait balita dilingkungannya," kata dia.
Adapun upaya lainnya yang sudah dilakukan pemerintah kota dengan membentuk kampung KB, Kampung Baiman, hingga kini ada sebanyak 31 kampung tersebut.
"Disitu dilaksanakan berbagai macam kegiatan terkait dengan kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan keluarga dan remaja, kegiatan keluarga lansia maupun balita," ujarnya.