Banjarbaru, (AntaranewsKalsel) - Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Selatan Ngadimun mengatakan hingga kini pihaknya belum bisa melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) serentak karena keterbatasan fasilitas dan sarana di masing-masing sekolah.
Menurut Ngadimun usai meninjau pelaksanaan ujian nasional di beberapa sekola di Banjarbaru, Senin, perlu waktu cukup lama bila menginginkan semua sekolah tingkat menengah atas sederajat, bisa melaksanakan ujian nasional berbasis computer (UNBK).
"Saat ini rata-rata sekolah di 13 kabupaten/kota se Kalsel, masih sulit melakukan ujian secara online ini, karena fasilitas komputer maupun lainnya, belum mendukung," katanya.
Diperkirakan, dalam waktu lima hingga sepuluh tahun, UNBK bisa dengan serentak dilaksanakan di seluruh sekolah dengan lancar.
Menurut Ngadimun, pihaknya akan menghitung kebutuhan komputer masing-masing sekolah untuk melaksanakan ujian ini, termasuk kebutuhan internet dan jaringan lainnya.
Ngadimun meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) hari pertama di dua sekolah yakni SMA 2 dan SMKN 3 Banjarbaru. Siswa SMAN 2 Banjarbaru masih melaksanakan UN manual, sedangkan SMKN 3 Banjarbaru secara online atau UN Berbasis Komputer (UNBK).
Kepala SMKN 3 Banjarbaru, Rosehan Anwar mengatakan, hari pertama pelaksanaan UN terbilang lancar. Tidak ada gangguan listrik atau jaringan internet , sehingga siswa yang berjumlah 207 di sekolahnya, bisa menyelesaikan ujian dengan baik.
Terkait kemungkinan ada gangguan pelaksaan UN seperti pemadaman listrik atau gangguan jaringan internet, hingga pukul 11.00 Wita, Disdik belum menerima laporan.
UN diikuti siswa SMA/SMK sederajat yang terbagi dalam UNBK atau Computer Base Test (CBT) sebanyak 13.716 siswa dan UN manual 34.786.
Penyelenggarakan Ujian Nasional (UN) sebanyak tiga kali pada 2016 yakni pada 22 Februari, 4 April dan Juni hingga September.
UN untuk tanggal 22 Februari untuk peserta UN 2015 yang belum memenuhi standar kompetensi lulus pada satuan mata pelajaran dan berkeinginan mengulang.
Selanjutnya, pada 4 April diselenggarakan UN utama yakni UN bagi peserta SMA/SMK yang akan lulus pada 2016.
Kemudian UN perbaikan dilakukan pada Juni-September 2016. UN perbaikan ditujukan bagi peserta yang tidak memenuhi standar kompetensi lulus pada satuan mata pelajaran.
Adapun kisi-kisi soal UN adalah irisan dari kurikulum KTSP 2006 dan kurikulum 2013,Kisi-kisi yang dikeluarkan Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) makro, sesuai dengan ketuntasan kurikulum.
Pelaksanaan UN 2016 sama dengan UN 2015 yakni tidak lagi menjadi penentu kelulusan. Sementara, ujian perbaikan juga tidak wajib, jadi pesertanya bisa sedikit.
Oleh karena itu pelaksanaannya bukan oleh masing-masing sekolah, tapi rayon.