Kepala Balai Bahasa Kalsel Rudy Syahmenan di Banjarbaru, Selasa, mengatakan pemetaan cerita rakyat dilakukan selama empat hari pada 25-28 Maret 2016.
"Pemetaan cerita rakyat merupakan program Badan Bahasa sebagai induk dari balai/kantor bahasa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia," ujarnya.
Ia mengatakan, tujuan memetakan cerita rakyat di Indonesia, khususnya legenda dan mitos yang berkembang di masyarakat akan dijadikan Peta Sastra Daerah.
Dijelaskan, pemetaaan tahun 2016 merupakan tahap kedua dari program nasional ini dan diharapkan tahun 2019 kegiatan rampung dengan hasil peta sastra daerah.
"Peta sastra daerah yang dihasilkan nantinya baik dalam bentuk cetakan seperti layaknya peta geografis maupun digital seperti pada google map," ungkapnya.
Ketua tim pemetaan di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Pulau Laut Musdalipah mengatakan, hasil akhir peta daerah mempermudah dan bermanfaat bagi banyak pihak.
"Semua kalangan bisa mengetahui berbagai cerita rakyat yang ada di seluruh wilayah Indonesia melalui pemetaan yang dilakukan secara menyeluruh," ujarnya.
Dikatakan, siapa pun bisa dengan mudah mengetahui legenda dan mitos cukup mengklik wilayah Kabupaten Pulau Laut, maka akan muncul cerita daerah tersebut.
Disebutkan, cerita seperti asal mula Pulau Halimun, asal mula Sumur Manggurak Laki Bini, Cerita Gunung Jambangan, Cerita Gunung Saranjana dan cerita lain lengkap sinopsisnya.
Tokoh masyarakat Pagatan Fadly Zour sebagai narasumber, menyambut baik tujuan kegiatan karena tidak semua orang mengetahui cerita rakyat yang ada di Kota Pagatan.
"Seperti sejarah Mappanretasi atau pesta adat yang digambarkan sebagai upacara memberi makan laut, tidak semua masyarakat terutama generasi muda mengetahuinya," katanya.
Penduduk asli Kotabaru yang juga narasumber A Siong mengatakan, banyak cerita rakyat berupa mitos dan legenda, tetapi tidak semua anak-anak mengetahuinya.