"Bagaimana puncaranya, kita harus mendapatkan tanah untuk menutup gunungan sampah di TPA Basirih itu," ujarnya di Balaikota, Rabu.
Ibnu mengungkapkan, dirinya telah melakukan kunjungan ke TPA milik Pemkot Banjarmasin tersebut, dan didapati sangat besar tumpukan sampah di zona 14-15 yang terbuka hingga menimbulkan bau yang tak sedap.
"Jadi awal Maret ini gunungan sampah itu saya minta sudah tertutup sekitar 20 cm, sebab akan ada penilaian Adipura," ucapnya.
Dia menilai, masih perlu banyak pembenahan bagi TPA yang luasnya lebih 30 hektar tersebut, tidak hanya langkah cepat menutup sampah yang terbuka tersebut, namun juga sarana drainase dan pemanfaatan sampah basahnya.
"Memang zona 14-15 itu area sampah aktif, tentunya sarana alat beratnya juga harus ditambah demi kemaksimalan kerja pengelolaannya," terang Ibnu.
Meski demikian, dia menilai sudah ada kemajuan bagi pengelolaan TPA Basirih ini, di mana pertamanannya dan penghijauannya di area depadan dan eks gunungan sampah sudah bagus dilakukan.
"Dan sudah menghasilkan banyak biogas lagi, bahkan sudah bisa dimanfaatkan warga sekitar," tuturnya.
Dia pun mengharapkan, pemerintah provinsi untuk membantu TPA Basirih ini, di mana lokasinya yang sudah hampir penuh untuk bisa dialihkan sebagian pembuangan sampah ibu kota ini ke daerah lain, yakni, TPA regional.
"Bayangkan saja produksi sampah kota ini sudah mencapai 600 ton perharinya, kalau tidak ada alternatif pembuangan lain bisa penuh TPA Basirih itu dalam hitungan tahun," ucapnya.
Sehingga, harapan TPA regional yang diprogramkan pemerintah provinsi lewat strategi pembangunan Banjarbakula, yakni, kota metropolitas yang meliputi Banjarmasin, Banjarbaru, Martapura, Tanah Laut dan Batola segera terwujud.
"Kalau tidak cepat ini terlaksana, kemana nanti kita membuang sampah jika TPA daerah kita sudah penuh, ini harus menjadi perhatian semua," bebernya.