Jakarta (ANTARA) - Penjaga gawang pengganti Australia Andrew Redmayne menyelamatkan penalti terakhir untuk memastikan satu tempat putaran final Piala Dunia tahun ini di Qatar saat mereka mengalahkan Peru 5-4 dalam adu penalti menyusul hasil imbang 0-0 sampai 120 menit laga playoff antar benua Selasa dini hari WIB.
Redmayne menari di sepanjang garis gawang sebelum melayang ke sisi kanan guna menghentikan tendangan Alex Valera dan sekaligus membawa Australia menang di Stadion Ahmad bin Ali.
Redmayne dimasukkan tiga menit sebelum pertandingan berakhir untuk meghadapi adu penalti dan menjadi pahlawan dadakan dengan laku jenakanya di garis gawang untuk mengalihkan perhatian penendang lawan.
Dia menari-nari dengan menggoyangkan pinggul dan merentangkan lengannya dengan jenaka menirukan tingkah mantan kiper Liverpool Bruce Grobbelaar ketika menjuarai Piala Eropa pada 1984.
Tingkahnya itu membuat Luis Advincila melepaskan tembakan yang membentur tiang gawang dan kemudian tendangan Valera diselamatkan saat Australia lolos ke Piala Dunia untuk kelima berturut-turut dan total yang keenamnya.
Mereka akan bermain dalam Grup D Piala Dunia bersama juara bertahan Prancis, Denmark dan Tunisia. Putaran final berlangsung dari 21 November sampai 18 Desember.
Australia sempat gagal mengeksekusi penalti pertama, tetapi mengonversi lima penalti berikutnya untuk membungkam ribuan pendukung Peru yang melakukan perjalanan jauh guna menyaksikan laga ini dan memberikan dukungan besar kepada timnya tetapi ternyata harus melihat tim mereka cuma menciptakan beberapa peluang.
Sebaliknya, Australia yang pekerja keras mendominasi awal babak pertama di mana pemain sayap Martin Boyle dua kali menusuk pertahanan Peru untuk memberikan umpan silang berbahaya.
Babak kedua mengikuti pola yang sama dengan babak pertama dengan terbatasnya peluang yang tercipta sampai menit ke-80 ketika Australia seketika mendapatkan tiga peluang bagus untuk memenangkan pertandingan ini.
Tendangan bebas Ajdin Hrustic dengan mudah diselamatkan kapten Peru Pedro Gallese dan lima menit kemudian Aziz Behich menerobos dua tekel dan seketika mendapati dirinya di depan gawang nyaris mencetak gol setelah melepaskan tembakan melengkung ke arah gawang.
Kemudian gerakan dari sisi kiri lapangan yang dibuat pemain pengganti Australia Awer Mabil membuat dia bisa mengarahkan bola ke arah jalur berlaru Hrustic tetapi sayang dia tak cukup kencang melepaskan tembakan sehingga diselamatkan Gallese.
Sembilan menit memasuki perpanjangan waktu, Mathew Ryan akhirnya diuji oleh tembakan keras yang dilepaskan pemain Peru Edison Flores yang berhasil diselamatkannya.
Flores kemudian membentur tiang saat tim Amerika Selatan itu menemukan ritmenya pada babak-babak akhir tetapi tetap tak bisa menyelesaikan hasil setelah dua jam bermain sampai kemudian Redmayne tampil sebagai pahlawan bagi Australia.
Pertandingan playoff tunggal antara peringkat kelima Asia dan Amerika Selatan itu menentukan tim ke-31 putaran Piala Dunia tahun ini.
Sehari kemudian, Rabu dini hari WIB nanti tempat terakhir putaran final akan diperebutkan Kosta Rika dan Selandia Baru dalam playoff antar benua lainnya di Stadion Ahmad bin Ali, demikian Reuters.
Berita sebelumnya, Kejenakaan kiper pengganti Andrew Redmayne justru sukses mengantarkan Australia mencatat kemenangan adu penalti atas Peru dalam playoff antar benua Selasa dini hari tadi tetapi sang kiper tak mau disebut pahlawan dengan menyatakan dia hanya memainkan perannya ketika Australia lolos ke putaran final Piala Dunia yang kelimanya berturut-turut.
Pemain berusia 33 tahun yang menjalani uji cobanya di Arsenal saat remaja, dimasukkan untuk menjalani pertandingan ketiganya ketika laga tersisa tiga menit namun dialah yang menghentikan tendangan terakhir dalam adu penalti saat Socceroos menang 5-4 melalui adu penalti setelah selama 120 menit berakhir tanpa gol.
“Dia penyelamat penalti yang sangat bagus dan saya melakukan sesuatu yang bisa mempengaruhi mereka secara mental,” kata pelatih Graham Arnold yang suaranya serak pada konferensi pers pasca pertandingan.
“Mereka (Peru) mungkin bertanya-tanya pada diri sendiri, 'Mengapa orang ini dimasukkan, pasti dia bagus'", sambung dia seperti dikutip Reuters.
“Mungkin itu alasan mereka membentur tiang. Sungguh upaya 1 persen mental dalam mengganggu pengambil penalti Peru itu. Sungguh berisiko tetapi berhasil."
Kejenakaan Redmayne tentu saja mengalihkan perhatian lawan. Dia menari di sepanjang garis gawang sambil merentangkan kedua tangannya, menggoyangkan pinggulnya dan bergerak dari tepi ke tepi gawang dalam adu penalti di Stadion Ahmad bin Ali itu.
"Saya agak kehilangan kata-kata. Ini permainan tim, ini upaya tim, jadi saya tidak bisa mendapatkan pujian lebih dari 27 (pemain) lain yang ada di sini," kata Redmayne.
“Ide ini muncul saat pra-seleksi bahwa ini mungkin saja terjadi dalam keadaan seperti ini dan selama dua atau tiga pekan kami berada di sini (di Qatar), hal ini sudah dalam pikiran saya."
"Saya mengerjakan sejumlah hal selama latihan tetapi pada akhirnya ini tebak-tebakan, entah kanan atau kiri.
“Saya bukan pahlawan, saya hanya memainkan peran saya seperti yang dilakukan semua orang malam ini,” tambah Redmayne.