Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Komisi Pemilihan Umum Kalimantan Selatan menetapkan pasangan Sahbirin Noor dan Rudy Resnawan sebagai pemenang pemilihan kepala daerah Kalimantan Selatan 2015, pada 23 Desember.
Penetapan tersebut seakan menjadi kado indah bagi warga Kalimantan Selatan setelah sebagian pihak harus "sport jantung" saat melihat persaingan ketat perolehan suara antara pasangan dari jalur perseorangan H Muhidin-Farid Hasan Aman dan pasangan Sahbirin Noor dan Rudy Resnawan.
Sejak waktu pencoblosan pada 9 Desember 2015 hingga rapat pleno KPU pada Sabtu (19/12) sebagian besar masyarakat mengaku tegang menyaksikan perolehan suara yang saling "menyalip" antara kedua pasangan.
Masyarakat, tak ubahnya menyaksikan perlombaan motoGP, yang saling menyalip di tikungan, kedua pasangan dalam setiap waktu penghitungan juga terlihat saling menyalip sesuai dengan suara masuk dari masing-masing daerah.
Saat suara masuk berasal dari wilayah pemenangan pasangan Sahbirin Noor-Rudy Resnawan, suara pasangan tersebut, akan langsung naik menyalip pasangan Muhidin-Farid Hasan Aman, begitu juga sebaliknya.
Puncak ketegangan terjadi saat "real count" KPU pada Pilkada Kalimantan Selatan menunjukkan perbedaan perolehan suara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur H Sahbirin Noor dan H Rudy Resnawan dengan pasangan calon H Muhidin dan H Gusti Farid Hasan Aman tinggal 0,12 persen.
Kala itu, perbedaan perolehan suara antara Birin-Rudy vs Muhidin-Farid dalam real count resmi KPU yang ditunjukkan di website Pilkada2015.KPU.go.id pada 15/12 hingga pukul 22.20 Wita, tinggal 1.950 suara saja atau persentasenya 0,12 persen dari total suara masuk sudah 92,43 persen atau dari 8.050 TPS dari jumlah total 8.709 TPS di 13 kabupaten/kota.
Perolehan suara Birin-Rudy yang menjadi paslon nomor urut 2 saat ini berjumlah 690.110 suara, sedangkan Muhidin-Farid yang menjadi paslon nomor urut 3 memperoleh 688.160 suara.
Sementara itu H Zairullah Azhar dan HM Syafi`i yang menjadi paslon nomor urut 1 tercecer jauh baru memperoleh suara 290.793 suara atau 17,42 persen.
Paslon Zairullah-Safi`i dalam real count KPU hanya bisa unggul perolehan suara di antara paslon lain hanya di satu kabupaten, yakni, Tanah Bumbu, itupun perhitungan suara masuk baru 62,59 persen, sedangkan dua rivalnya hampir bersaing di beberapa kabupaten/kota.
Prolehan suara yang sangat menonjol didapatkan Birin-Rudy terdapat di daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kota Banjarbaru, Kabupaten Kotabaru, dan Kabupaten Tanah Laut. Sementara itu pesaing ketatnya Muhidin-Farid mendominasi perolehan suara di ibu kota provinsi Banjarmasin, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Tapin.
Saat itu, yang sudah 100 persen menyelesaikan penghitungan suara ada di 7 daerah, yakni, Barito Kuala (Batola), Hulu Sungai Selatan (Kandangan), Hulu Sungai Tengah (Barabai), Hulu Sungai Utara (Anuntai), Banjarbaru, Tabalong, dan Tanah Laut.
Sementara itu yang sudah di atas 90 persen melaksanakan perhitungan suara ada di 4 daerah, yakni, Balangan, Kabupaten Banjar, Banjarmasin, dan Tapin. Dua daerah sisanya baru menyelesaikan kurang dari 70 persen, yakni, Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Suasana terasa semakin memanas, saat "real count" Muhidin - Farid memenangi perolehan suara, dengan perbedaan juga sangat tipis.
Penghitungan dengan jumlah suara yang saling mengejar tersebut, membuat suasana menjadi tegas, seru, dan ramai, benar-benar layaknya menyaksikan perntandingan motoGP.
Hampir seluruh masyarakat, di manapun berada, baik ibu-ibu di pasar, di kantor, di rumah, di lingkungan tempat tinggal, antusias membicarakan perolehan suara tersebut.
Antara takut dan waswas, akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena perbedaan suara yang cukup tipis, tegang sekaligus juga menghibur saat satu minggu menunggu detik-detik selesainya perhitungan.
Apalagi sebelumnya, berdasarkan hasil "quick count" pasangan perseorangan ini juga menang tipis dibanding pasangan yang diusung oleh PDIP, Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Hanura.
Saat "quick count" tersebut, kedua kubu langsung menggelar jumpa pers untuk saling menenangkan agar masyarakat tetap menunggu hasil "real count" dan tidak memercayai sepenuhnya hasil "quick count".
Legowo
Akhirnya, waktu yang ditunggu pun tiba, dalam rapat pleno, Komisi Pemilihan Umum Kalimantan Selatan menetapkan pasangan Sahbirin Noor dan Rudy Resnawan sebagai pemenang pemilihan gubernur-wakil gubernur 2015.
Akhir dari pertandingan "motoGP" versi Pilkada, kekhawatiran masyarakat akan adanya hal-hal yang tidak diinginkan langsung sirna, saat pasangan Muhidin-Farid, dalam jumpa pers menyatakan legowo menerima kekalahan dan tidak akan menggugat.
Pasangan H Mihidin dan H Gusti Farid Hasan Aman menyatakan akan menerima setiap keputusan hasil perhitungan KPU nantinya, bahkan jika dinyatakan kalah tidak akan menggugat.
Hal tersebut dinyatakan pada jumpa pers, Jumat malam di kediaman Muhidin di Kompleks Bunyamin, Banjarmasin, yakni, untuk menghadapi segala keputusan rapat pleno perhitungan suara yang akan digelar KPU pada Sabtu, di Hotel Area Barito.
Dia menyatakan, keputusannya ini sudah dimusyawarahkan bersama timnya, di mana hasil "real count" KPU menunjukkan dirinya tertinggal tipis dari paslon nomor urut 2 H Sahbirin Noor dan H Rudy Resnawan.
Menurut dia, hasil "quick count" pada awal lalu yang mana memenangkan pihaknya sekitar 0,07 persen dari paslon nomor urut 2, kemungkinan besar tidak akan sama dengan hasil yang akan diumumkan KPU.
"Jadi kami ini bisa dikatakan gubernur dan wakil gubernur "quick count", biar masyarakat yang menilainya, tanpa kami sampaikan bagaimana hasil kekalahan kami ini," ucapnya.
Dia menyatakan bangga bisa bersaing kuat melawan paslon gabungan koalisi partai, di mana pihaknya sebagai paslon independen bisa mematahkan segala perkiraan orang selama ini tidak akan berhasil.
"Kami pastikan akan mengucapkan selamat bagi pemenang Pilkada ini, dan saya minta semua tim dan pendukung saya juga melakukan itu, jangan sampai ada yang turun ke jalan apalagi menggelar aksi yang bisa merugikan semua," tuturnya.
Ketua KPU Kalsel Samahuddin Muharram dalam gelar rapat pleno terbuka di Kantor KPU Provinsi, Rabu, (23/12) menyatakan, karena tidak ada gugatan dari pasangan calon lain, KPU sudah bisa menetapkan gubernur dan wakil gubernur terpilih periode 2015-2020.
"Sudah kami berikan waktu tiga hari bagi pasangan lain bila ingin menggugat, tapi tidak ada sehingga bisa kami tetapkan pemenangnya," ujarnya.
Menurut dia, sesuai hasil rekapitulasi yang dilakukan KPU provinsi dan KPU 13 kabupaten/kota pada 19 Desember, pasangan Sahbirin Noor dan Rudy Resnawan menduduki peringkat teratas perolehan suara dengan persentase 41,09 persen.
Sahbirin-Rudy mengumpulkan suara sebanyak 739.588. Sedangkan pasangan Muhidin-Farid sebanyak 725.585 atau 40,09 persen.
Sementara itu, lanjut Samahuddin, pasangan Zairullah Azhar dan M Safi`i mendapatkan 334.712 suara atau 18,68 persen, dari total pemilih sah dalam Pilkada Kalsel ini sebanyak 1,7 juta jiwa.
Dia mengapresiasi langkah kedua pasangan yang kalah suara ini tidak melakukan gugatan, sehingga perhelatan pesta demokrasi ini bisa cepat selesai, dan daerah bisa terus aman dan damai.
"Kami memuji kenegarawanan mereka. Berkat mereka, Pilkada Kalsel bisa dijadikan contoh baik akan sikap kedewasaan semua calonnya memegang kometmen sejak memberikan Pilkada damai," ucapnya.
Sementara itu, pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih Sahbirin-Rudy menyatakan terima kasih kepada masyarakat yang sudah mempercayakan kepemimpinan daerah ini kepada mereka untuk lima tahun mendatang.
"Tentunya kepercayaan masyarakat ini akan kami balas dengan kerja keras untuk membangun daerah ini lebih baik lagi, juga kesejahteraan," tegas Sahbirin.
Menurut dia, langkah kedua pasangan calon yang tidak menggugat merupakan sikap sangat luar biasa.
"Kami mengharapkan bantuan mereka untuk bersama-sama memajukan daerah ini, setidaknya visi dan misi mereka bisa kita adopsi," ungkapnya.
Penjabat Gubernur Kalimantan Selatan, Tarmizi A Karim mengungkapkan bangga dengan hasil Pilkada Kalsel saat ini yang berjalan aman, lancar dan kondusif.
"Saya yakin, Warga Kalsel cukup bijaksana dalam bersikap, semuanya berjalan dengan lancar, walaupun perbedaan jumlah perolehan suara cukup tipis, namun masing-masing memegang komitmen, siap kalah siap menang," katanya.
Politik Uang
Sebagaimana Pilkda tahun-tahun sebelumnya, isu politik uang juga mewarnai pelaksanaan Pilkda Kalimantan Selatan, bahkan Badan Pengawas Pemilu juga telah menangkap tersangka bersama dengan barang buktinya.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kalimantan Selatan, Mahyuni menyatakan, pihaknya menemukan beberapa masalah pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah pada 9 Desember 2015.
Banyak pengaduan tentang potensi kecurangan atau pelanggaran yang dilakukan pihak penyelenggara dan pasangan calon serta timnya.
Di antaranya, kata Mahyuni, adanya dugaan politik uang yang dilakukan pasangan calon, bahkan sempat ada yang tertangkap tangan salah seorang warga di Banjarmasin yang melakukan bagi-bagi uang dengan modus minta shalat hajat bagi kemenangan salah satu pasangan calon.
"Memang isu agi-bagi uang untuk memilih pasangan calon ini santer terdengar, tapi masyarakat sangat pasif mau melaporkannya, hingga Bawaslu dan Panwaslu kesulitan mendeteksi, terkecuali satu oknum yang tertangkap kemarin itu," paparnya.
Dia mengakui kalau deteksi pelanggaran dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah ini sangat sulit dilakukan, sebab kebanyakan masyarakat melaporkan tanpa data konkret, bahkan terkesan sudah terlambat, hingga tangkap tangan sulit dilakukan.
Calon Gubernur Kalimantan Selatan Zairullah Azhar mengajak masyarakat dan seluruh pihak terkait untuk mendukung seluruh calon yang memenangi pemilihan kepala daerah serentak pada 9 Desember 2015.
Menurut Zairullah, seluruh proses dan tahapan pelaksanaan Pilkada telah selesai dengan baik dan kondusif.
"Yang telah usai biarlah berlalu, mari kembali membangun sesuai dengan kapasitas masing-msing, secara damai," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Zairullah juga berharap seluruh penyelenggara Pilkada segera menetapkan dan melantik para pemenang, sehingga pembangunan bisa segera dilanjutkan.
"Kepada para penyelenggara Pilkada, saya harapkan segera melakukan langkah-langkah lanjutan, jangan sampai ada persoalan, kalau memang sudah ditetapkan, segera lantik," katanya.
Menurut Zairullah, tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur yang ikut berlaga dalam Pilkada 2015 adalah putra-putra terbaik daerah sehingga seluruh peristiwa ini harus direkam.
Para calon, diharapkan bisa dirangkul untuk diajak saling bekerjasama, saling akur, demi Kalimantan Selatan yang lebih baik.
Menanggapi isu politik uang Zairullah mengaku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa karena memang kondusi saat ini, masyarakat sedang perlu uang.
"Saya sadar saat ini masyarakat sedang dalam kondisi miskin, pendidikan yang terbatas, sehingga bila ada politik uang siapa yang disalahkan," katanya.
Selanjutnya, kata dia, tinggal nurani para pemimpin agar kondisi ini tidak terus berlangsung, masyarakat harus terus dicerdaskan, dan kemiskinan harus benar-benar dihilangkan, sehingga Pilkada yang ideal sebagaimana diharapkan bisa terwujud pada tahun-tahun mendatang.
Sebab, tambah dia, bagaimanapun juga, rejeki yang diperoleh dari jalan yang tidak baik, akan mempengaruhi kehidupan pribadi penerima maupun pemberi, juga rumah tangga dan anak-anaknya.
Menurut Zairullah, keikutsertaannya dalam Pilkada, hanya ingin berjuang bersama rakyat, sehingga dia tidak ingin menjerumuskan masyarakat pada hal-hal yang tidak benar.
Namun kata dia, pada akhirnya, adalah masyarakat sendiri yang menentukan pilihan, dan itu harus dihormati dan dihargai, dengan dukungan dari seluruh pihak, agar harapan pembangunan dan kehidupan yang lebih baik bisa benar-benar terwujud.
"Kita berjuang untuk rakyat, apapun yang telah saya berikan adalah yang terbaik yang saya punya," katanya.
Kini Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Kalsel telah berlalu, masyarakat kembali bekerja seperti biasa. Satu hal yang bisa dipetik dari perhelatan akbar tersebut adalah kedewasaan berpolitik para elit politik untuk siap menang dan siap kalah akan menjadi modal bagi seluruh pihak untuk membangun Kalsel lebih baik.
Para pasangan calon, bisa dirangkul untuk saling mengingatkan dan menyarakan suara rakyat, bila terjadi pembelokan visi misi, dan janji yang telah disampaikan.
Pasangan yang menang diharapkan tidak menyia-nyiakan kepercayaan masyarakat untuk bisa Kalimantan Selatan yang lebih baik dan lebih sejahtera.