"Apalagi kebutuhan iwak haruan tidak pernah berkurang dan bahkan terus meningkat, terutama bagi urang Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel)," ujarnya di Banjarmasin, Selasa.
Pendapat wakil rakyat dari Partai Golkar itu sesudah meninjau usaha pertambakan iwak haruan (sebutan urang Banjar) di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel, Senin (14/12) lalu.
Sebagai contoh usaha pertambakan iwak haruan di daerah pasang surut Batola (sekitar 40 kilometer barat Banjarmasin) tampak berkembang cukup baik, ungkapnya menjawab Antara Kalsel.
"Bukan cuma perkembangannya yang cukup menggembirakan, tapi harga jenis ikan lokal dari perairan umum itu juga cukup baik, yaitu Rp45.000 per kilogram (harga partai dan di tempat)," lanjutnya.
Sedangkan harga haruan di pasaran Banjarmasin atau Kalsel sendiri mencapai Rp60.000/Kg, dan bahkan bisa lebih tinggi lagi kalau ukuran ikannya besar, yaitu sekitar satu kilogram per ekor.
Namun usaha pertambakan iwak haruan di "Bumi Salidah" Batola itu baru sekitar 30 hektare (ha) yang terdiri dari pertambakan rakyat serta yang dikelola Dinas Perikanan dan Kelautan setempat masing-masing lebih kurang 15 ha.
Begitu pula tingkat produksinya baru sekitar dua ton per sekali panen, dan untuk panen tersebut makan waktu pemeliharaan sekitar delapan bulan, tutur wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) III Kalsel yang terdiri Kabupaten Batola itu.
Mengenai bibit atau benih dari iwak haruan untuk usaha pertambakan itu, ungkap wakil rakyat yang bergelar dokterandus tersebut,, mereka mencari di perairan bebas/umum dan membeli dari daerah sekitar.
"Untuk pakan juga tidak begitu sulit, yaitu dari ikan kecil-kecil, kecuali buat anak-anak haruan tersebut sementara menunggu besar menggunakan pilet," ujar Sekretaris Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Kasel itu.
Kunjunga Komisi II DPRD Kalsel ke Batola dan meninjau pertambakan iwak haruan itu, untuk memonitor pelaksanaan APBD provinsi setempat dalam menunjang usaha sektor perikanan dan kelautan, demikian Hasan Mahlan.
Iwak haruan salah satu lauk favorit atau kesenangan, dan ciri khas masakan makanan masyarakat Banjar, yang digunakan antara lain untuk nasi kuning, ketupat kandangan, lontong.