Kandangan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Selatan (HSS) tahun ini kembali tidak melaksanakan Pasar Ramadhan, mengingat pertimbangan karena masih dalam masa pandemi COVID-19.
Peniadaan pasar Ramadan untuk menjual berbagai menu berbuka puasa ini untuk tahun ketiga di masa pandemi, dan diketahui Pasar Ramadan di Kabupaten HSS terakhir dilaksanakan sebelum pandemi yakni di tahun 2019 lalu.
"Tahun ini kembali tidak ada pasar Ramadan, karena disamping memang tidak ada anggaran dan juga masih dalam kondisi pandemi," kata Bupati HSS, H Achmad Fikry, beberapa waktu lalu, di Kandangan.
Dijelaskan dia, walau pasar Ramadhan ditiadakan, namun pihaknya tetap akan memfasilitasi masyarakat yang akan membuka pasar Ramadan dengan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes).
Baca juga: Pemkab HSS gelar pasar murah minyak goreng dan gula pasir
Ini dilakukan untuk mengobati kerinduan masyarakat adanya pasar Ramadan secara langsung, dan tidak menutup kemungkinan Pemkab HSS bakal melaksanakannya dengan skala kecil.
Namun tentunya format dan teknis pelaksanaan akan dibahas lebih mendalam oleh dinas terkait, dengan mengambil lokasi seperti di sekitaran lokasi depan Taman Palidangan Sehati, Kandangan.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) HSS, Sudiono mengatakan untuk formatnya saat ini masih dipelajari, apakah memungkinkan atau tidak digelar pasar Ramadan skala kecil ini.
"Meski tidak ada pasar Ramadan, bukan berarti tidak ada berjualan," katanya.
Menurut dia, aktivitas jual beli menu berbuka puasa akan diganti dengan pasar Ramadan online menggunakan aplikasi sudah dibuat Disdag yaitu HSS-JEK diperuntukkan untuk pembeli.
Kemudian HSS-JEK (Kurir) untuk para jasa pengantar pesanan, dan HSS-JEK (Seller) untuk pedagang. Ini sama seperti tahun sebelumnya berbelanja menu berbuka puasa bisa menggunakan aplikasi online yang bisa diunduh di App Store atau Play Store.
Baca juga: Harga cabai di HSS tembus harga Rp100 ribu per kilogram
Adapun untuk belanja online dengan aplikasi sudah disediakan Disdag Kabupaten HSS, untuk membeli kebutuhan berbuka puasa sampai kebutuhan sembako ini memang harus mengeluarkan dana lebih.
"Selain mengeluarkan uang membeli kebutuhan berbuka puasa, juga harus membayar jasa kurir. Di tahun sebelumnya jasa kurir penghitungannya berdasarkan jarak," katanya.
Belanja biasa atau makanan disepakati untuk tiga kilometer pertama Rp6 ribu, kalau lebih, maka menambah Rp2 ribu per kilometernya. Apabila membeli sembako tiga km pertama Rp 10 sampai 15 ribu, dan kalau lebih harus menambah Rp 2 ribu per kilometernya.
“Alhamdulillah berdasarkan pengalaman pasar Ramadan online tahun sebelumnya, pedagang dan pembeli tetap antusias menjual atau membeli secara online,” katanya.